Bisnis.com, JAKARTA - Pemilihan Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO terancam muncur sebulan karena penyebaran Covid-19 yang cepat di Swiss.
Dilansir Bloomberg, Selasa (3/11/2020), pada Minggu pekan lalu, otoritas wilayah Jenewa mengumumkan pembatasan wilayah atau lockdown di tengah lonjakan infeksi dan penuhnya kapasitas rawat inap di Swiss. Mulai 2 hingga 29 November acara publik dan pribadi lebih dari lima orang dilarang.
Perkembangan tersebut dapat mengganggu rencana WTO untuk mengukuhkan Ngozi Okonjo-Iweala dari Nigeria sebagai wanita Afrika pertama yang memimpin organisasi itu dalam 25 tahun sejarahnya.
Sementara beberapa pertemuan tatap muka dapat dilakukan secara virtual, pejabat senior WTO sedang mendiskusikan apakah akan menunda rencana membuat keputusan tentang penunjukan Okonjo-Iweala. Pertemua dewan umum untuk mengetuk palu keputusan itu semula dijadwalkan pada 9 November 2020 di markas besar WTO di Jenewa.
Namun demikian, kemungkinan penundaan pertemuan minggu depan bukanlah satu-satunya rintangan terbesar bagi penunjukan Okonjo-Iweala untuk menjadi direktur jenderal.
Pada 28 Oktober, pemerintahan Donald Trump mengajukan veto atas penunjukan Okonjo-Iweala sebagai calon Dirjen. AS lebih memilih Menteri Perdagangan Korea Selatan Yoo Myung-hee untuk pekerjaan itu. Yoo telah menolak untuk mundur dari pencalonan dan belum menanggapi beberapa permintaan komentar.
Baca Juga
AS secara sepihak menentang Okonjo-Iweala terlepas dari kenyataan bahwa komite seleksi WTO menetapkan bahwa dia didukung sebagian besar anggota.
Langkah AS telah mengganggu pergantian kepemimpinan karena semua keputusan WTO dibuat berdasarkan konsensus dari 164 anggotanya. Hal itu berarti satu negara dapat menyebabkan konsensus macet dengan alasan apa pun.
Kantor Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer memberikan sedikit kejelasan tentang mengapa dia menentang Okonjo-Iweala dan apa tujuan akhir pemerintahan dalam memblokir pengangkatannya.
Apa pun motif pemerintahan Trump, persaingan kepemimpinan WTO kini bergantung pada hasil pemilihan presiden AS. Beberapa pejabat perdagangan berpendapat bahwa jika Trump kalah dalam pemilihan, seperti yang ditunjukkan oleh banyak jajak pendapat, proses pemilihan WTO harus menunggu sampai setelah Joe Biden dilantik.
Beberapa delegasi perdagangan mengatakan bahwa Joe Biden akan menjadi mitra yang lebih konstruktif dimana penasihatnya telah mengadvokasi keterlibatan yang lebih besar dengan sekutu AS dan untuk memperkuat lembaga multilateral seperti WTO.
Namun proses seleksi WTO mungkin tidak akan bergerak cepat meski Biden terpilih. Itu karena dia tidak akan dilantik hingga 20 Januari 2020.
Selain itu, kepentingan domestik yang mendesak seperti paket stimulus keuangan dan upaya menghentikan penyebaran Covid-19 akan menjadi prioritas di atas masalah WTO.