Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kecam Aksi Kekerasan di Prancis, Indonesia Serukan Toleransi Beragama

Dalam kesempatan yang sama, Jokowi menegaskan, Indonesia juga mengecam pernyataan resmi Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait umat Islam.
Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangan pers terkait Undang-Undang Cipta Kerja di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (9/10/2020) - Youtube Setpres
Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangan pers terkait Undang-Undang Cipta Kerja di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (9/10/2020) - Youtube Setpres

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecam aksi kekerasan yang terjadi di Prancis. Seperti diketahui dalam dua pekan terakhir terjadi penyerangan di kota Paris dan Nice seiring dengan memanasnya hubungan negara tersebut dengan Islam.

“indonesia mengecam keras, terjadinya kekerasan yang terjadi di Paris dan Nice yang telah memakan korban jiwa,” kata Jokowi dalam konferensi pers yang disiarkan langsung Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (31/10/2020).

Dalam konferensi pers itu, Jokowi didampingi Wakil Presiden Ma'rum Amin dan para pemuka agama dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Konferensi Wali Gereja Indonesia, Persekutuan Gereja Indonesia, Parisada Hindu Dharma Indonesia, Persatuan Umat Buddha Indonesia, dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia.

Jokowi juga menyampaikan pesan dari Indonesia kepada masyarakat dunia terkait pentingnya toleransi beragama. Apalagi, saat ini dunia membutuhkan persatuan menghadapi pandemi Covid-19

"Indonesia mengajak dunia mengedepankan persatuan dan toleransi beragama untuk membangun dunia yang lebih baik," tegasnya.

Adapun penyerangan di Paris menimpa seorang guru bernama Samuel Paty. Dia dipenggal setelah menunjukan karikatur yang mengejek Nabi Muhammad pada majalah Charlie Hebdo tahun 2015 kepada muridnya di kelas.

Samuel mengatakan bahwa membuat atau memperbanyak gambar Tuhan atau Nabi tidak diperbolehkan dalam Islam dan dianggap menghujat.

Pelaku pemenggalan tersebut adalah muridnya, remaja asal Ceko berusia 18 tahun. Dia melakukan hal tersebut karena sang guru menunjukkan kartun Nabi Muhammad saat mengajar di kelas tentang kebebasan berbicara.

Sekitar dua pekan usai tragedi Paty, seorang pria menyerang sebuah gereja di Nice, Prancis, dengan sebuah pisah dan menewaskan tiga orang pada Kamis (29/10/2020). Salah satu korbannya adalah seorang wanita yang kepalanya nyaris terpenggal.

Menurut polisi, tersangka penyerang adalah pria Tunisia berusia 21 tahun yang belum lama tiba di Eropa. Tersangka memiliki dokumen Palang Merah Italia yang diterbitkan setelah dia tiba.

Presiden Emmanuel Macron mengatakan penikaman itu adalah serangan teroris kelompok Islamis. Berbicara setelah berkunjung ke Nice, Macron mengatakan bahwa penyerangan di negaranya adalah karena nilai-nilai yang dimiliki Prancis, yakni kebebasan dan kesempatan untuk memiliki keyakinan secara bebas dan tidak menyerah kepada teror.

Sementara itu, pada upacara peringatan Paty pekan lalu, Presiden Macron membela Charlie Hebdo. Dia mengatakan bahwa Prancis tidak akan menyalahkan kartun yang dibuat oleh majalah tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Jokowi menegaskan, Indonesia juga mengecam pernyataan resmi Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait umat Islam. "Indonesia mengecam keras pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam, melukai perasaaan umat Islam di seluruh dunia," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper