Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemendikbud Singgung Pentingnya Pendidikan Berbasis Kebudayaan Lokal

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menilai sampai saat ini banyak karya lokal yang masih kurang mendapat apresiasi dan bahkan sering dipolitisasi.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Iwan Syahril dalam telekonferensi di Jakarta, Kamis (8/10). (ANTARA/Indriani)
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Iwan Syahril dalam telekonferensi di Jakarta, Kamis (8/10). (ANTARA/Indriani)

Bisnis.com, JAKARTA – Kebanggaan terhadap isu keberagaman nasional, dinilai kurang mendapat apresiasi dari masyarakat dan sistem pendidikan lokal sendiri. Oleh karena itu pendidikan berbasis kebudayaan dan kearifan lokal masih harus diperjuangkan.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Iwan Syahril mengatakan bahwa sampai saat ini banyak karya lokal yang masih kurang mendapat apresiasi, bahkan sering dipolitisasi.

“Kita masih memiliki PR besar yaitu pembangunan mental karakter bangsa kita. Kita cenderung melihat kalau bangsa sendiri yang melakukan tidak ada apresiasi. Begitu dari bangsa luar jadi perhatian dan kita mengiyakan saja, padahal sebetulnya yang kita lakukan di bangsa Indonesia juga banyak dalam berbagai karya,” ujarnya dalam diskusi bedah buku ‘Pendidikan yang Berkebudayaan’, Jumat (30/10/2020).

Menurutnya, perilaku dan sistem pendidikan tersebut harus diberantas dan dikikis habis, pendidikan harus memupuk ke arah yang memerdekakan anak didik, percaya pada diri sendiri, pada kekuatan diri sendiri, dan mendukung potensi-potensi kelokalan.

“Kurikulum kita dari dulu teksnya kan diolah untuk jadi bahan pembelajaran termasuk pendidikan karakter. Tapi, karakter tidak bisa hanya diucapkan, pendidik itu harus menjadi teladan dan menguatkan semangat dan memberdayakan dan memerdekakan menjadi mandiri,” jelasnya.

Dalam diskusi tersebut juga dikatakan bahwa ada kemungkinan pendidikan di Indonesia terjebak dalam paradoks kata pendidikan, di mana belajar untuk menambah pengetahuan.

Sedangkan maksud pendidikan yang sebenarnya adalah untuk mengasah kemampuan diri supaya menjadi diri yang produktif - menghasilkan, yang dimaksud dengan kemandirian diri.

Dalam diskusi tersebut, penulis buku ‘Pendidikan yang Berkebudayaan’ Yudi Latif, Kepala BPIP 2018, juga menyarakan bahwa sistem pendidikan Indonesia masih harus memperdalam potensi-potensi lokal yang dimiliki, dengan prinsip Trikon dari Ki Hadjar Dewantara.

“Sesuai dengan petuah Minang, ‘alam takambang manjadi guru’, budaya daerah itu ibarat akar dan budaya nasional itu bagaikan pucuk. Jika pucuknya patah atau mati, masih ada harapan tunas bisa tumbuh. Tapi jika akar mati, maka pasti tunas tak bisa muncul. Intinya, budaya daya harus tetap dipastikan kuat agar budaya nasional bisa rimbun,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper