Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat pengangguran keseluruhan di Negeri Jiran Singapura pada kuartal ketiga ini naik menjadi 3,6 persen, tertinggi sejak 2004.
Kenaikan ini mencerminkan tantangan berkelanjutan terhadap perekonomian Singapura dari pandemi virus Corona. Angka ini lebih rendah dari nilai median sebesar 3,7 persen yang diperkirakan dalam survei Bloomberg, sebelum rilis data dari Kementerian Tenaga Kerja pada Jumat (30/10/2020).
Otoritas Moneter Singapura mengatakan awal pekan ini bahwa pemulihan negara kota tersebut kemungkinan akan "bertahap dan tidak merata".
Selain itu, otoritas tersebut mengungkapkan bahwa pasar tenaga kerja diharapkan "hanya berkembang secara bertahap" tahun depan. Bank sentral melihat ekonomi berkontraksi sebesar 5 persen hingga 7 persen tahun ini.
Singapura telah mengerahkan sekitar S$100 miliar atau US$73 miliar dalam bentuk stimulus fiskal, termasuk subsidi gaji dan keringanan sewa, serta upaya jangka panjang untuk mendigitalkan bisnis dan melatih kembali pekerja yang diberhentikan.
Para pembuat kebijakan telah memberi isyarat bahwa mereka merencanakan dukungan fiskal lebih lanjut dalam anggaran mendatang, yang akan dirilis awal tahun depan.