Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekor, Malaysia Laporkan Lonjakan 1.228 Kasus Baru Covid-19

Negara bagian Sabah memiliki jumlah kasus tertinggi, yakni 449 infeksi. Adapun, negara bagian yang terkena dampak lainnya adalah Selangor, Pulau Pinang, Perak, Negeri Sembilan, Sarawak, Kedah, Melaka, Terengganu dan Pahang.
Sejumlah warga berolah raga di taman kawasan Menara Berkembar Petronas (KLCC) di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (7/9/2020). Pemerintah Malaysia menutup pintu masuk warga pemegang visa jangka panjang dari 23 negara yang beresiko tinggi terhadap Covid-19 antara lain Indonesia, Amerika Serikat, India, Spanyol, Inggris, Arab Saudi, Perancis, Turki, Italia, Jerman./Antara
Sejumlah warga berolah raga di taman kawasan Menara Berkembar Petronas (KLCC) di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (7/9/2020). Pemerintah Malaysia menutup pintu masuk warga pemegang visa jangka panjang dari 23 negara yang beresiko tinggi terhadap Covid-19 antara lain Indonesia, Amerika Serikat, India, Spanyol, Inggris, Arab Saudi, Perancis, Turki, Italia, Jerman./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Malaysia melaporkan 1.228 kasus baru virus Corona pada Sabtu (24/10/2020). Angka ini menjadi rekor lonjakan harian tertinggi sejak dimulainya pandemi, menjadikan jumlah total kasus di Negeri Jiran mencapai 25.742 kasus.

Negara bagian Sabah memiliki jumlah kasus tertinggi, yakni 449 infeksi. Adapun, negara bagian yang terkena dampak lainnya adalah Selangor, Pulau Pinang, Perak, Negeri Sembilan, Sarawak, Kedah, Melaka, Terengganu dan Pahang.

Kementerian Kesehatan juga mengatakan Malaysia menyumbang tujuh kematian baru yang tercatat di seluruh negara Asia Tenggara. Ini membuat jumlah kematian nasional Malaysia menjadi 221 kasus.

Dikutip dari Channel News Asia, sebanyak 92 pasien Covid-19 masih dirawat di rumah sakit, dengan 31 di antaranya menggunakan ventilator.

Lonjakan kasus ini muncul di tengah spekulasi tentang kemungkinan keadaan darurat di Malaysia yang telah ditentang oleh para politisi oposisi.

Presiden Parti Keadilan Rakyat Anwar Ibrahim mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam atas laporan bahwa pemerintah Malaysia, yang dipimpin oleh Muhyiddin Yassin, berupaya untuk menerapkan langkah-langkah darurat yang menurutnya akan membatasi proses parlementer.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper