Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu AS ke Indonesia Pekan Depan, Bakal Dialog dengan GP Ansor 

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada press briefing, Kamis (22/10/2020), mengatakan pertemuan dengan GP Ansor menjadi salah satu agendanya.
Menlu AS Mike Pompeo/Bloomberg-Andrew Harrer
Menlu AS Mike Pompeo/Bloomberg-Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo dijadwalkan berkunjung ke Indonesia pada pekan depan.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada press briefing, Kamis (22/10/2020). Dia mengatakan salah satu agenda Pompeo kali ini adalah bertemu dengan Gerakan Pemuda (GP) Ansor untuk membahas isu umat beragama dan peradaban.

"AS adalah salah satu mitra penting Indonesia. Indonesia ingin terus membangun kemitraan kokoh yang saling menguntungkan dan saling menghormati dengan AS," ujarnya.

Dia mengatakan tujuan Sekretaris Pompeo ke Tanah Air adalah untuk membangun hubungan bilateral kedua negara. Kuatnya hubungan kedua negara ditunjukkan kegiatan saling kunjung pejabat di dua negara.

Seperti diketahui, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memenuhi undangan Menteri Pertahanan AS Mark Esper ke Washington pada 16 Oktober.

Agenda kunjungan ini di antaranya membicarakan diplomasi pertahanan, seperti keamanan regional dan pertahanan bilateral.

Dikutip dari situs resmi pemerintah AS, Pompeo akan melakukan lawatan ke beberapa negara seperti India, Sri Lanka, Maladewa, dan Indonesia pada 25 - 30 Oktober.

"Sekretaris Pompeo akan mengunjungi Jakarta untuk menyampaikan komentar publik dan bertemu dengan mitra Indonesia-nya untuk menegaskan visi kedua negara terkait Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka."

Sebelumnya, Pompeo dalam konferensi pers di Departemen Luar Negeri bahwa Amerika Serikat, mengatakan akan meluncurkan dialog tentang China dengan Uni Eropa pada Jumat (23/10/2020), dan dirinya akan memulai perjalanan ke India, Sri Lanka, Maladewa dan Indonesia.

Dia berharap pertemuan dengan para pejabat di negara yang dikunjunginya, termasuk Indonesia, akan mencakup diskusi tentang bagaimana negara bebas dapat bekerja sama untuk menggagalkan ancaman yang ditimbulkan oleh Partai Komunis China.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper