Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo membantah kalau tingkat tes dan tingkat positif Covid-19 Indonesia rendah dan disebut tidak serius menangani Corona.
Menurutnya, pemerintah sudah mengupayakan terus menambah jumlah laboratorium beserta alat medis untuk menguji sampel sebanyak mungkin selama tujuh bulan terakhir.
"Kemampuan kita dalam pemeriksaan spesimen awalnya memang sangat sedikit sekali. Hanya lab pemerintah yang bisa tes PCR dan deteksi Corona. Tapi sekarang sudah banyak," ujarnya dalamkonferensi pers, Kamis (22/10/2020).
Doni menyebutkan, Satgas Covid-19 bersama Kementerian Kesehatan dan bekerja sama dengan kementerian lembaga lainnya terus minta pelonggaran untuk menambah laboratorium.
"Pertama dengan Unair, Eijkman, dan UI. Namun, seiring berjalannya waktu, bertambahnya pemeriksaan, kami minta Presiden memberikan kelonggaran agar semua llaboratorium yang ada bisa dikerahkan untuk pemeriksaan spesimen," ujarnya.
Setelah masalah keterbatasan laboratorium selesai, muncul masalah tenaga laboratorium yang masih minim, belum lagi beberapa lab juga masih menggunakan
Baca Juga
"Melihat kondisi itu Satgas dan Kemenkes juga minta melakukan pengadaan PCR dan reagen agar didistribusikan ke seluruh daerah. Sekarang sudah ada 374 lab, dan sudah ditambah lagi jadi sekitar 376 lab di Indonesia," terang Doni Monardo.
Adapun, rata-rata testing harian di Indonesia secara keseluruhan sudah berada di atas 40.000 spesimen per hari. Di antaranya ada beberapa sampel yang diambil dari satu orang yang sama.
Doni menyebutkan, WHO menyarankan untuk setiap negara melakukan pemeriksaan 1 per 1.000 orang penduduk per minggu. Apabila dibagi 267 juta orang, berarti per pekan pemerintah harusnya bisa memeriksa setidaknya 267.000 orang per minggu.
"Sementara kalau harian rata-rata seminggu sudah melampaui 270.000, tapi ada kalanya satu orang itu sampelnya lebih dari 1. Sehingga kemampuan rata-rata 33.000 orang per hari. Artinya ini peningkatan yang luar biasa. Padahal pada awalnya kita melakukan pemeriksaan kemampuan kita hanya belasan persen saja," terangnya.
Saat ini, Doni menyebutkan tingkat orang yang negatif saat dites sudah pada posisi 82,51 persen. Angka ini, kara Doni cukup membanggakan.
"Banyak pihak yang pesimis kita tidak mampu atau kurang serius melakukan testing. Ternyata sekarang sudah bagus sekali," sambungnya.
Awalnya, Indonesia mampu tes Covid-19 hanya 10.000 spesimen per hari pada April-Mei. Lalu Presiden minta naik lagi sampai 30.000. Meskipun sulit, namun saat ini target tersebut sudah bisa terlampaui hari ini.
"Jadi kalau dibilang terendah di dunia tidak tepat. Dia [masyarakat] mungkin ambil pakai data yang sudah lama. Kalau dulu memang benar, karena lab terbatas, petugas lab terbatas. Dengan kerja sama seluruh komponen terutama dari Kemenkes dan semua K/L yang punya lab, sekarang semua sudah mendukung," imbuhnya.