Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inggris Tunggu Konsesi Uni Eropa untuk Mulai Kembali Pembicaraan Brexit

Uni Eropa bersedia untuk melanjutkan pembicaraan dan mulai menulis ulang teks hukum perjanjian setelah pertemuan dengan mitranya dari Inggris, David Frost.
Ilustrasi brexit/Reuters
Ilustrasi brexit/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Inggris menolak upaya Uni Eropa untuk memulai kembali negosiasi perdagangan yang menemui jalan buntu. Negara itu meminta lebih banyak konsesi dari Uni Eropa sebelum bersiap untuk memulai kembali pembicaraan.

Kemarin, Kepala Negosiator Uni Eropa (UE) Michel Barnier mengatakan pihaknya bersedia untuk melanjutkan pembicaraan dan mulai menulis ulang teks hukum perjanjian setelah pertemuan dengan mitranya dari Inggris, David Frost.

Menteri Kantor Kabinet Michael Gove menyambut baik pernyataan Barnier. Namun, dia memperingatkan bahwa Inggris perlu melihat UE bergerak lebih jauh dalam masalah kontroversial dalam pembicaraan.

"[Uni Eropa] Harus serius membicarakan secara intensif semua masalah. Apa yang tidak dapat kami peroleh dari UE adalah ilusi keterlibatan tanpa realitas kompromi," kata Gove kepada House of Common, dilansir Bloomberg, Selasa (10/10/2020).

Meskipun itu bisa memenuhi dua tuntutan utama Inggris, tetapi tidak cukup bagi Perdana Menteri Boris Johnson untuk memulai kembali pembicaraan yang dia tunda pada Jumat pekan lalu. Johson mengatakan kesepakatan perdagangan kecil kemungkinan disepakati. Tanpanya, konsumen dan bisnis akan menghadapi biaya dan gangguan tarif dan kuota hanya dalam waktu 10 minggu.

"Uni Eropa masih perlu melakukan perubahan mendasar dalam pendekatan pembicaraan," kata Frost di akun Twitter-nya.

Tiga pejabat Uni Eropa di Brussel yang enggan disebutkan namanya mengatakan negosiasi kemungkinan akan dilanjutkan di London pada akhir pekan ini. Namun, masih ada ketidaksepakatan besar yang harus diatasi sebelum mencapai kesepakatan.

Inggris ingin UE mundur pada tuntutannya tentang akses yang sama ke perairan penangkapan ikan negara itu. Namun, UE tidak akan menyepakatinya, setidaknya sampai Inggris menawarkan konsesi pada apa yang disebut iklim yang kompetitif untuk bisnis.

Sementara itu, Menteri Bisnis Inggris Nadhim Zahawi mengatakan UE perlu menghormati status mitra negosiasinya sebelum pembicaraan dapat dilanjutkan.

"Sampai Anda memperjelas bahwa Anda bersedia bernegosiasi dengan kami dengan sederajat, sebagai penguasa, maka tidak ada gunanya hanya memberikan basa-basi, mengatakan kami akan mengintensifkan negosiasi, padahal kenyataannya Anda tidak menerima prinsip bahwa Inggris telah meninggalkan Uni Eropa dan sekarang berdaulat," katanya.

Pemerintah Inggris berpendapat bahwa UE telah kehabisan waktu dan belum bernegosiasi dengan itikad baik dengan menolak untuk mulai menyusun teks hukum dalam tujuh bulan sejak negosiasi dimulai.

Dia juga mengkritik blok tersebut karena enggan mengadakan diskusi intensif. Uni Eropa mengatakan sedang menunggu Inggris untuk membuat penawaran serius untuk berkompromi.

Secara terpisah, Gove mengadakan pembicaraan dengan Wakil Presiden Komisi Eropa Maros Sefcovic mengenai implementasi Perjanjian Penarikan kemarin. RUU Pasar Internal yang kontroversial juga mulai dibahas di House of Lords kemarin.

Undang-undang yang akan memberi menteri Inggris kekuatan untuk menentukan persyaratan perdagangan dengan Irlandia Utara itu, telah mengacaukan diskusi tentang bagaimana perjanjian Brexit akan dilaksanakan.

Namun, sebagai tanda bahwa negosiasi antara kedua belah pihak mungkin membuat beberapa kemajuan, Sefcovic mengatakan setelah pertemuan bahwa dia menyambut 'arahan dan komitmen politik yang jelas' dari Gove sehingga kedua belah pihak dapat menyelesaikan ketidaksepakatan mereka atas protokol Irlandia Utara.

"Disepakati bahwa kontak di semua tingkatan akan meningkat secara signifikan," kata Sefcovic. Pertemuan hari ini menunjukkan kemauan politik untuk bergerak dengan cepat di kedua sisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper