Bisnis.com, JAKARTA – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengeluarkan desain rudal baru yang disebut-sebut dapat menerbangkan nuklir hingga AS dalam parade militer yang digelar di Pyongyang, Sabtu (10/10/2020).
Rudal berjenis Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) itu dinilai para ahli senjata sebagai roket terbesar yang bisa dipindah-pindah. Dilansir Bloomberg, Minggu (11/10), rudal tersebut ditampilkan terakhir dalam parade militer Korea Utara (Korut) sekaligus menjadi mengonfirmasi kabar bahwa Kim akan menggunakan acara itu sebagai ajang pamer kepada AS.
Parade militer ini merupakan yang pertama kalinya digelar setelah Kim dan Presiden AS Donald Trump melakukan komunikasi formal terkait keamanan Semenanjung Korea pada 2018.
Rudal tersebut terlihat seperti versi lanjutan dari Hwasong-15, rudal yang diuji coba oleh Korut pada November 2017. Desainnya terlihat ditujukan untuk membawa beban yang lebih berat, misalnya beberapa kepala nuklir yang dapat menghindari sistem pertahanan secara sekaligus.
Selain itu, ada pula rudal yang disebut para ahli militer sebagai Pukguksong-4A. Ini adalah senjata untuk kapal selam yang diyakini sebagai rudal tercanggih yang dikembangkan rezim Kim.
"ICBM yang baru bisa disebut sebagai senjata strategis baru yang dijanjikan Kim Jong Un ke dunia pada Desember 2017. Korut mengerjakan sistem ini pada saat bersamaan ketika berdiplomasi dengan AS," papar penulis buku Kim Jong Un and the Bomb: Survival and Deterrance in North Korea, yang juga fellow senior di Carnegie Endowment for International Peace, Ankit Panda.
Baca Juga
Dalam parade tersebut, Kim terlihat membacakan pidato dari balkon yang menghadap Lapangan Kim Il Sung. Dia terlihat menangis ketika menyampaikan penyesalannya karena negaranya menderita di bawah berbagai sanksi internasional dan bencana alam.
Kim juga berjanji menggunakan kekuatan militer Korut jika negara itu diancam. Meski demikian, dia tidak menyebut nama AS dan menunjukkan sinyal bersedia kembali ke meja perundingan dengan Korea Selatan (Korsel) setelah pandemi Covid-19 mereda.
"Kita akan terus memperkuat kapabilitas militer untuk menghalau segala ancaman dan risiko yang ada, termasuk ancaman nuklir yang selalu disampaikan oleh pihak-pihak tertentu. Tapi, jika ada yang mencoba menggunakan kekuataan militernya terhadap kita, saya akan lebih dulu memobilisasi militer terkuat kita dan menghukum mereka," tegas Kim.
Adapun Washington segera mengkritisi Korut setelah informasi mengenai parade militer tersebut ditayangkan. Juru Bicara Departemen Pertahanan AS John Supple menyatakan pihaknya tengah menganalisis acara tersebut bersama para sekutu Asianya.