Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah tengah menyiapkan peraturan presiden pengadaan dan distribusi vaksin virus Corona (Covid-19). Saat ini prosesnya dalam permintaan paraf menteri.
Seperti diketahui, Indonesia akan membutuhkan 540 juta dosis vaksin virus Corona. Hal ini berdasarkan perhitungan total populasi di negara ini dan kebutuhan vaksin sebanyak dua dosis per orang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa substansi rancangan perpres telah disempurnakan dengan memasukkan poin untuk kondisi kahar atau force majeur.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan roadmap pelaksanaan vaksin, mulai dari pembentukan tim teknis penyusunan, review timeline, penyusunan konsep peraturan menteri kesehatan, dan sinkronisasi strategi komunikasi publik.
Airlangga juga mengatakan akan ada program dashboard tracing vaccine yang akan memuat single data berbasis BPJS dan nomor kependudukan. Dalam dashboard ini akan ada daftar prioritas penerima vaksin.
Selain itu, dashboard tersebut juga akan digunakan untuk melakukan tracing efektivitas dari vaksin.
Baca Juga
“Di mana nanti vaksin itu perlu tracing siapa yang mendapatkan dan bagaimana efektivitasnya,” kata Airlangga usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Senin (28/9/2020).
Dia melanjutkan bahwa dalam hal itu pemerintah telah menyiapkan Rp3,8 triliun dalam APBN 2020 terkait vaksin. Pada tahun depan, anggaran vaksin yang dialokasikan sebesar Rp18 trilun. Secara total, hingga 2022, perhitungan pemerintah terhadap anggaran kebutuhan vaksin sebesar Rp37 triliun.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo dalam pembukaan rapat meminta jajarannya untuk membuat detail rencana vaksinasi. Dengan demikian saat vaksin telah ada, pelaksanaan di lapangan dapat segera dilakukan.
“Saya minta dua minggu ini sudah ada perencanaan detail, kapan dimulai, lokasi di mana, siapa yang melakukan, siapa yang divaksin pertama. Semua harus terencana dengan baik, sehingga saat vaksin ada itu tinggal langsung implementasi pelaksanaan di lapangan,” kata Presiden.
Adapun, vaksin dalam jumlah masif paling cepat akan hadir di Indonesia pada tahun depan. Vaksin ini merupakan hasil kerja sama antara PT Bio Farma (persero) dan perusahaan asal China Sinovac.
Calon vaksin tersebut saat ini dalam proses uji klinis terakhir atau tahap ketiga di Bandung, Jawa Barat. Menter Luar Negeri Retno Marsudi mengklain proses uji klinis berjalan dengan lancar dan sejauh ini hasilnya baik.