Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk membuat detail rencana vaksinasi. Dengan demikian, saat vaksin telah ada, pelaksanaan di lapangan dapat segera dilakukan.
“Saya minta dua minggu ini sudah ada percenanaan detail, kapan dimulai, lokasi di mana, siapa yang melakukan, siapa yang divaksin pertama. Semua harus terencana dengan baik, sehingga saat vaksin ada, itu tinggal langsung implementasi pelaksanaan di lapangan,” kata Presiden saat membuka rapat terbatas laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional secara virtual dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (28/9/2020).
Adapun, vaksin dalam jumlah masif paling cepat akan hadir di Indonesia pada tahun depan. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengklaim PT Bio Farma (Persero) mampu memproduksi vaksin sebanyak 350 juta dosis vaksin pada 2021. Jumlah ini meningkat dari sebelumnya yaitu sebanyak 290 juta dosis.
Arya menyatakan Biofarma telah mengamankan bahan baku untuk memproduksi 250 juta dosis vaksin. Stok bahan baku tersebut terus diupayakan agar meningkat.
“Kami sudah mendapatkan [tambahan bahan baku] 80 juta [dosis], jadi totalnya 250 juta,” kata Arya.
Selain tengah berupaya menggenjot proses pengembangan dan produksi vaksin dalam negeri, Indonesia juga bakal menerima vaksin buatan sejumlah produsen dari negara lain seperti Sinovac dari China dan G42 dari Uni Emirat Arab.
Baca Juga
Vaksin hasil kerja sama dengan negara lain, kata Arya, akan digunakan sembari menunggu pengembangan vaksin buatan dalam negeri, Merah Putih. Proses pengembangan antivirus yang menggunakan strain virus Corona yang berada di Indonesia akan digenjot karena kebutuhan dalam negeri akan sangat besar.
Sebelumnya, Tim Pengembangan Vaksin Covid-19 menilai Indonesia membutuhkan vaksin sebanyak 540 juta dosis tahun depan. Jumlah itu didasarkan pada kebutuhan vaksin untuk seluruh rakyat, yakni setiap orang membutuhkan 2 kali vaksinasi dalam satu tahun.
“Dari penelitian di tahap awal ada kemungkinan pemberian vaksin ini bisa lebih dari sekali untuk setiap individu, jadi kalau penduduk kita itu sekitar 270 juta, pada hari ini misalkan, maka yang harus divaksinasi nanti atau vaksinasi yang harus diberikan berarti minimal 540 juta,” kata Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Ketua Tim Pengembangan Vaksin Covid-19 Bambang Brodjonegoro.