Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yahya Staquf: Masyarakat Dunia Sedang Menuju Peradaban Tunggal

Saat ini dunia sedang menyaksikan proses bergeraknya seluruh masyarakat menuju terbentuknya satu peradaban global yang tunggal dan saling bercampur.
Katib 'Aam PBNU Yahya Cholil Staquf/ANTARA-Wahyu Putro A
Katib 'Aam PBNU Yahya Cholil Staquf/ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA  -  Dunia Islam harus berintegrasi secara damai dan harmonis dengan masyarakat dunia seluruhnya.

Saat ini dunia sedang menyaksikan proses bergeraknya seluruh masyarakat menuju terbentuknya satu peradaban global yang tunggal dan saling bercampur.

Demikian dikatakan Katib 'Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf dalam keterangan resmi, diterima Kamis (24/9/2020).

Gus Yahya, sapaan populer Yahya Staquf, menegaskan perlunya dunia Islam berintegrasi secara damai.

“Tidak boleh lagi ada persepsi persaingan, apalagi permusuhan, antara dunia Islam melawan dunia Barat atau lainnya," ujar Gus Yahya.

Ia menyebutkan tanpa integrasi damai, yang akan terjadi pastilah konflik universal yang berbahaya sekali.

Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini menegaskan bahwa masyarakat global membutuhkan konsensus tentang “Nilai-nilai Keadaban Bersama” (Shared Civilisational Values) sebagai basis integrasi.

Konsensus tersebut harus tercipta tidak hanya pada tingkat kepemimpinan politik atau pemerintahan saja melainkan harus sungguh-sungguh membumi di tingkat masyarakat atau akar rumput.

Dengan demikian, ujarnya, aktor-aktor masyarakat sipil seperti organisasi-organisasi masyarakat yang independen harus diberi peran utama dalam mengupayakan konsensus melalui gerakan sosial yang efektif.

Besok, Jumat (25/9/2020) pagi waktu New York, Gus Yahya akan berbicara di depan forum International Religious Freedom or Belief Alliance (Aliansi Internasional untuk Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan).

Di depan aliansi internasional yang dibentuk pada 7 Februari 2020 itu, Gus Yahya akan menyampaikan pandangannya tentang Abrahamic Faiths Initiative atau prakarsa agama-agama Ibrahimiyah.

Aliansi internasional ini beranggotakan 27 negara dan berkomitmen untuk menjamin kemerdekaan beragama dan berkepercayaan, baik di dalam negeri masing-masing maupun di arena internasional.

Anggota aliansi ini antara lain Albania, Bosnia dan Herzegovina, Belanda, Republik Ceko, Inggris, Brasil, Kolombia.

“Besok saya kembali diminta menyampaikan visi tentang bagaimana Prakarsa Agama-agama Ibrahimiyah dapat menjadi salah satu komponen strategis dalam upaya membangun konsensus global itu," kata Gus Yahya.

Menurut Gus Yahya, prinsip kemerdekaan beragama dan berkepercayaan, di samping merupakan salah satu elemen kunci dalam konsesus, juga harus dibingkai dengan pemahaman yang jernih, konkret dan definitif.

Dalam konsensus tersebut termasuk kesepakatan tentang nilai-nilai apa saja yang bisa direngkuh bersama, serta perbedaan-perbedaan apa yang harus diterima secara toleran.

“Pada satu titik, prakarsa agama-agama Ibrahimiyah bisa dan harus diperluas dengan menjangkau agama-agama dan kepercayaan-kepercayaan di luar tradisi Ibrahimiyah. Secara keseluruhan, ini akan menjadi bingkai strategis untuk memperjuangkan perdamaian dunia melalui pendekatan keagamaan," tandas Gus Yahya.

Selain menyampaikan gagasannya, besok, Gus Yahya  sudah menyampaikan presentasi tentang HAM di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Rabu (23/9/2020).

Dalam forum besok, Katib ‘Aam PBNU tersebut akan berbagi panel dengan sejumlah pembicara lain.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : PBNU
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper