Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Negara Terkaya Eropa Sepakat Tambah Utang Rp1.670 Triliun Tahun Depan

Pinjaman baru sebesar 96,2 miliar euro (US$114 miliar) atau sekitar Rp1.670 triliun akan digunakan untuk membantu mengimbangi dampak dari pandemi virus Corona.
Pejalan kaki melewati patung wajah Karl Marx di Chemnitz, Jerman/ Bloomberg - Krisztian Bocsi
Pejalan kaki melewati patung wajah Karl Marx di Chemnitz, Jerman/ Bloomberg - Krisztian Bocsi

Bisnis.com, JAKARTA - Kabinet Kanselir Jerman Angela Merkel menyetujui anggaran federal untuk tahun depan yang memperkirakan pinjaman baru sebesar 96,2 miliar euro (US$114 miliar) atau sekitar Rp1.670 triliun untuk membantu mengimbangi dampak dari pandemi virus Corona.

Berdasarkan rencana yang membutuhkan persetujuan parlemen itu, pembatasan konstitusional pada pinjaman federal akan ditangguhkan untuk tahun kedua, menyusul rekor utang baru pada 2020 sekitar 218 miliar euro.

Pengeluaran tahun depan diproyeksikan mencapai 413,4 miliar euro dengan investasi sebesar 55,2 miliar euro.

Jerman pada Maret lalu menangguhkan kebijakan jangka panjang menjalankan anggaran seimbang untuk menyusun program stimulus besar-besaran. Merkel dan Menteri Keuangan Olaf Scholz telah menolak seruan dari beberapa legislator di blok konservatifnya untuk kembali ke disiplin fiskal yang lebih ketat tahun depan.

"Ini adalah anggaran yang seharusnya membantu kami melewati krisis virus Corona. Tapi kita juga bisa kembali ke saat kita tidak perlu mengambil terlalu banyak hutang baru," kata Scholz dilansir Bloomberg, Rabu (23/9/2020).

Dia mengatakan beban utang Jerman akan meningkat menjadi sekitar 80 persen dari produk domestik bruto. Kabinet juga menyetujui rencana pembiayaan untuk 2022 hingga 2024, dengan defisit diproyeksikan menyusut drastis karena batas pinjaman konstitusional dipulihkan.

Pemerintah Jerman mengatakan bahwa langkah-langkah tambahan akan diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, menandai dimulainya perdebatan mengenai apakah pajak yang lebih tinggi atau pemotongan pengeluaran akan diperlukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper