Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nadiem Makarim: Tak Ada Perubahan Regulasi Kurikulum Sampai 2022

Kemendikbud memiliki puluhan versi permutasi berbeda yang sedang dikaji melalui forum diskusi dan belum tentu permutasi tersebut yang menjadi final.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim./Istimewa
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makariem menegaskan bahwa Kemendikbud tidak akan menelurkan regulasi baik kebijakan ataupun penyederhanaan kurikulum sampai 2022.

Hal itu disampaikan untuk mengklarifikasi kabar bahwa Kemendikbud sedang berencana melakukan penyederhanaan kurikulum untuk diterapkan pada Maret 2021 sementara belum ada pihak luar yang mendapatkan sosialisasi.

Kabar tersebut diperparah dengan rumor bahwa Kemendikbud akan menghapuskan mata pelajaran sejarah dan mengubahnya jadi pelajaran tak wajib.

“Tidak akan ada kebijakan yang akan dimunculkan pada 2021 dalam skala kurikulum nasional. Apalasgi penghapusan mata pelajaran sejarah. Saya menegaskan bahwa tidak ada kebijakan regulasi atau perencanaan mapel sejarah di kurikulum nasional,” tegasnya melalui tayangan video di akun Twitter @Kemdikbud_RI, Minggu (20/9/2020).

Sebelumnya, tersebar kabar di media sosial dengan adanya foto presentasi internal yang keluar dengan salah satu permutasi menyebutkan penyederhanaan kurikulum.

Menanggapi hal itu, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengatakan guru yang mata pelajarannya jadi pelajaran tak wajib saat ini gundah dan cemas.

“Karena yang ramai pelajaran sejarah, ya mereka [guru sejarah] gundah, karena artinya jam mata pelajaran mereka terancam berkurang, konsekuensinya berpengaruh pada kompetensi guru yang harusnya mengajar 24 jam per pekan. Otomatis sertifikasi mereka bisa turun,” jelas Wakil Sekjen FSGI Satriwan Salim kepada Bisnis, Jumat (18/9/2020).

FSGI berharap dengan ramainya perbincangan soal rencana penyederhanaan kurikulum ini Kemendikbud bisa memberikan ruang aspirasi bagi guru untuk memberikan kritik dan saran terkait penyusunan dan penyederhanaan kurikulum tersebut.

“Guru, lembaga pendidik tenaga pendidikan seperti universitas pendidikan, pakar kurikulum, dan orang tua siswa harus dilibatkan. Lalu juga harus ada evaluasi pada kurikulum sebelumnya yang ingin disederhanakan atau diubah, jangan sampai tahu-tahu muncul lalu kami guru dijadikan kelinci percobaan,” jelasnya.

Nadiem menjelaskan bahwa Kemendikbud memiliki puluhan versi permutasi berbeda yang sedang melalui forum diskusi dan belum tentu permutasi tersebut yang menjadi final.

“Inilah namanya pengkajian yang benar di mana berbagai macam opsi diperdebatkan,” jelasnya.

Nadiem juga menegaskan penyerdehanaan kurikulum tidak akan dilakukan sampai tahun 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper