Bisnis.com, JAKARTA - Pabrikan Inggris mendesak Kanselir Menteri Keuangan Rishi Sunak untuk memperpanjang program subsidi gaji setelah hampir sepertiga perusahaan berencana untuk memangkas pekerjaan dalam enam bulan ke depan.
Sebuah survei terhadap 226 pengusaha yang digagas oleh MakeUK menemukan 62 persen pabrik di Inggris menginginkan program subsidi gaji, di mana Departemen Keuangan membayar sebanyak 80 persen dari gaji karyawan, untuk diperpanjang setelah berakhir pada Oktober mendatang.
Dengan 30 persen responden mengatakan mereka bermaksud memecat pekerja, MakeUK melihat perpanjangan subsidi gaji tersebut dapat mencegah gelombang pemutusan hubungan kerja.
"Perlindungan keterampilan utama harus menjadi prioritas strategis nasional karena ini akan menjadi bagian fundamental dalam membangun dan menjalankan ekonomi," kata Kepala Eksekutif MakeUK Stephen Phipson yang mendesak dukungan sebesar mungkin dari pemerintah.
Dengan Jerman memperpanjang program serupa hingga akhir 2021, dan Prancis juga mempertimbangkan perpanjangan serupa, Sunak berada di bawah tekanan untuk terus mensubsidi gaji setelah 31 Oktober, ketika program tersebut dijadwalkan berakhir.
“Titik awal untuk ini haruslah memperpanjangan dari Skema Retensi Pekerjaan ke sektor-sektor yang bukan hanya paling penting tetapi juga yang paling terpukul,” kata Phipson. Jika tidak dilakukan, dia melihat Inggris akan tertinggal dari negara lain dan berisiko kehilangan tenaga terampil.
Baca Juga
Partai Buruh yang beroposisi mengkritik pendekatan satu kebijakan cocok untuk semua yang diterapkan di Inggris, dan para ekonom telah memperingatkan pencabutan dukungan secara prematur dapat mengancam angka pengangguran bengkak hingga ke atas 3 juta sebelum akhir tahun 2020.
MakeUK mengungkapkan sektor yang paling membutuhkan subsidi gaji adalah sektor otomotif dan penerbangan dalam rangka menjaga tenaga terampil serta pengembangan risetnya yang nilai kontribusi terhadap ekonomi Inggris mencapai 5,9 miliar poundsterling per tahun.