Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menilik Strategi Ekonomi Domestik dan Sirkulasi Ganda ala Xi Jinping

Dual circulation atau sirkulasi ganda adalah strategi untuk memperkuat ketahanan ekonomi China dalam menghadapi gelombang ekonomi global dan mundurnya globalisasi di antara negara-negara demokrasi Barat.
Presiden China Xi Jinping/Reuters
Presiden China Xi Jinping/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Wacana penyusunan rencana pembangunan baru ekonomi China belakangan ini melibatkan strategi dual circulation yang disebut-sebut Presiden Xi Jinping sebagai reformasi tingkat tinggi.

Dual circulation atau sirkulasi ganda adalah strategi untuk memperkuat ketahanan ekonomi China dalam menghadapi gelombang ekonomi global dan mundurnya globalisasi di antara negara-negara demokrasi Barat.

Dengan demikian, Beijing melihat kerangka kerja sebagai cara untuk menjaga dari eksposur ekonomi terhadap ekonomi eksternal

Yao Yang, Dekan Sekolah Tinggi Pembangunan, Universitas Peking menjelaskan sejak 2010 sebenarnya China telah mulai mengandalkan konsumsi domestik sebagai bantalan utama produk domestik bruto. Akibatnya, porsi konsumsi domestik pada PDB meningkat dari 48 persen pada 2010 menjadi 55 persen pada 2019.

Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan konsumsi telah menyumbang lebih dari 70 persen dari total pertumbuhan China, sedangkan peran ekspor menurun drastis.

Dalam beberapa dekade sebelumnya, ekspor menyumbang sepertiga dari pertumbuhan keseluruhan China. Dalam beberapa tahun terakhir, angkanya turun menjadi sedikit di atas 10 persen.

Selama satu dekade terakhir, pangsa konsumsi dalam PDB telah meningkat sebesar 0,86 poin persentase setiap tahun. Namun di sisi lain porsi tabungan nasional juga menurun dengan laju yang sama.

"Tabungan nasional penting untuk peningkatan teknologi dan akumulasi modal. Untuk mewujudkan seratus tahun kedua menjadi negara sosialis yang hebat, China harus memiliki tabungan yang cukup tinggi," katanya dilansir China Daily, Rabu (2/9/2020).

Sementara itu, strategi dual circulation yang kini digaungkan Xi akan berpusat pada ekonomi domestik yang juga terintegrasi dengan ekonomi global.

Dalam serangkaian pidatonya, Xi menyebut bahwa ekonomi domestik yang lebih mandiri akan berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan utama selain juga teknologi dan investasi asing tertentu. Bagi Xi, strateginya adalah secara efektif mengurangi ketergantungan pada Barat seperti halnya negara-negara lain berusaha mengurangi ketergantungan pada China untuk pertumbuhan ekonomi.

Di sela-sela penyampaian retorikanya tetang strategi baru itu, selama sebulan terakhir Xi gencar bersurat dengan kepala eksekutif perusahaan global untuk tetap berada di China dan berjanji memperbaiki iklim bisnis. Dia kemudian juga meminta perusahaan domestik dan asing untuk meningkatkan inovasi serta membantu menstabilkan lapangan kerja.

"Dunia saat ini sedang mengalami perubahan besar dan kondisi internal serta lingkungan eksternal pembangunan negara kita sedang mengalami perubahan yang mendalam dan kompleks," kata Xi dilansir Bloomberg.

Pada kunjungannya ke Provinsi Jilin bulan lalu, Xi menyerukan untuk meningkatkan merek mobil nasional, mengembangkan teknologi utama, dan meningkatkan penelitian tentang perang dan pelatihan drone. Xi juga mengumumkan bahwa sistem satelit navigasi Beidou-3, alternatif China untuk Sistem Pemosisian Global yang dijalankan AS, telah mulai beroperasi.

"Sejarah kemandirian China sudah ada sejak sebelum Trump. Ada urgensi yang lebih besar sekarang karena AS tidak hanya mengontrol titik-titik choke, tetapi telah menunjukkan bahwa mereka siap untuk menekannya, seperti yang telah kita lihat dengan Huawei dan ZTE," kata Jude Blanchette, Ketua Freeman di China Studies di Center for Strategic and International Studies di Washington.

Namun begitu, keraguan muncul mengingat konsumsi yang belakangan melemah karena pandemi virus corona. Distribusi pendapatan negara semakin memburuk akhir-akhir ini, dengan kelompok-kelompok di tingkat paling bawah mengalami penurunan gaji sementara jutaan orang lainnya yang kehilangan pekerjaan tidak muncul sebagai pengangguran dalam data resmi.

China juga memiliki jalan panjang untuk menguasai teknologi inti yang sangat dibutuhkan untuk pengembangannya, dari semikonduktor dan pesawat terbang hingga kendaraan energi baru dan kecerdasan buatan, terlepas dari serangkaian program resmi dari "Made in China 2025" hingga dorongan untuk membangun keluar dari infrastruktur 5G.

Beberapa ahli mengatakan perlu lebih dari satu dekade untuk mengejar AS dalam hal pembuatan chip komputer, terutama setelah administrasi Trump memperketat pasokan. Beijing diperkirakan akan kehilangan target pemasok domestik yang memenuhi sekitar 70 persen kebutuhan chip pada 2025.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper