Bisnis.com, JAKARTA - Filipina sedang berusaha mengamankan pasokan vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan untuk memerangi wabah terburuk di Asia Tenggara itu.
Namun, kurangnya kapasitas Filipina untuk memproduksi vaksin secara lokal telah merugikan upaya tersebut.
"Kami adalah yang terakhir di antrean karena kami tidak dapat mengembangkan vaksin kami sendiri. Jika kami memiliki kemampuan untuk membuat vaksin, kami akan didahulukan,” kata mantan kepala kesehatan Filipina Esperanza Cabral, dilansir Bloomberg, Rabu (26/8/2020).
Negara ini mengandalkan vaksin untuk menahan wabahnya yang melonjak dan telah menginfeksi lebih dari 197.000 orang setelah kesalahan dalam pengujian dan pelacakan yang buruk membuat salah satu penguncian terpanjang di dunia itu tidak efektif.
Presiden Rodrigo Duterte telah mulai melonggarkan pembatasan meskipun kasus berlipat ganda bulan ini untuk menyelamatkan ekonomi lokal yang menuju kemerosotan terdalam sejak 1985.
Wakil Menteri Kesehatan Maria Rosario Vergeire mengatakan Filipina akan menguji 14 vaksin untuk uji klinis yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia. Vaksin Sputnik V Moskow diharapkan untuk memulai uji coba Tahap 3 skala massal di Filipina pada Oktober.
Negosiasi juga sedang berlangsung dengan 16 pembuat vaksin Covid-19 potensial untuk mendapatkan pasokan. Pemerintah bermaksud untuk menyimpan suntikan senilai US$400 juta dan sedang dalam pembicaraan dengan AS, Inggris, dan China.
Sementara itu, persaingan regional sedang memanas. Produsen obat milik negara di Indonesia bersiap untuk uji coba vaksin virus corona Sinovac Biotech Ltd. pada manusia, sementara Singapura dan Thailand sedang mengembangkan kandidat mereka sendiri. Malaysia telah memilih pembuat obat lokal untuk pengemasan dan distribusi dosis vaksin bila tersedia.
Menurut Vergeire, manufaktur lokal masih memungkinkan. Institut Riset untuk Pengobatan Tropis di Manila telah mengajukan permohonan hibah Bank Pembangunan Asia untuk mempelajari kelayakan mendirikan fasilitas vaksin.
Sementara itu, pemerintah juga dapat bermitra dengan sektor swasta untuk mendanai fasilitas pengemasan vaksin modular untuk masuk ke rantai pasokan vaksin global.
"Keamanan vaksin akan menjadi tantangan. Anda tidak dapat memastikan bahwa meskipun Anda punya uang, Anda bisa mendapatkan vaksin yang Anda butuhkan. Seluruh dunia akan mencoba mendapatkan vaksinnya sendiri," kata Lulu Bravo, direktur eksekutif dari Yayasan Vaksinasi Filipina.