Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengunjungi rumah sakit pada Senin pagi (24/8/2020). Ini adalah kunjungan kedua kalinya dalam waktu sekitar seminggu terakhir.
Kunjungannya tersebut memicu kekhawatiran banyak pihak terkait dengan penyakit yang dideritanya. Nippon TV menayangkan gambar video ketika Abe tiba di Rumah Sakit Universitas Keio di Tokyo.
"Hari ini, dia akan menjalani tes lanjutan berdasarkan tes minggu lalu," kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga kepada wartawan.
Sayangnya, dia tidak mengomentari sifat pengujian tersebut. "Saya melihatnya setiap hari dan saya tidak melihat ada perubahan," tambahnya.
Nippon TV mengutip beberapa sumber pemerintah dan partai yang berkuasa mengatakan Abe sebenarnya menjalani perawatan untuk penyakit kronisnya, bukan tes.
Perdana menteri terlama di Jepang menderita ulcerative colitis kronis, suatu kondisi yang memengaruhi saluran pencernaan yang dapat diperburuk oleh stres. Kolitis ulseratif atau ulcerative colitis adalah peradangan pada usus besar (kolon
Baca Juga
Dia berada di bawah tekanan berat atas penanganannya terhadap krisis Covid-19, meskipun jumlah kematian yang relatif rendah di Jepang. Popularitasnya telah mencapai rekor terendah dalam beberapa jajak pendapat, dengan para kritikus mengatakan kebijakannya lambat dan tidak efektif.
Pada tahun 2007, dia pernah mengundurkan diri dari masa jabatan pertama dengan mengatakan penyakit yang memburuk membuatnya tidak mungkin untuk menjalankan tugasnya.
Dia kemudian kembali untuk memimpin Partai Demokrat Liberal meraih kemenangan pemilu pada akhir 2012.
Spekulasi tentang kesehatan Abe muncul dalam beberapa pekan terakhir, karena dia tampaknya menghindari penampilan publik yang cukup panjang. Perdana Menteri Jepang itu kembali bekerja Rabu lalu dan membuat pernyataan singkat kepada wartawan, mengatakan dia menjalani tes untuk memastikan bahwa dia melakukan segala yang mungkin untuk menjaga kondisi fisiknya.
Namun, dia tidak menjelaskan alasan tes tersebut. Abe telah memecahkan rekor sebagai perdana menteri yang menjabat terlama di Jepang, melampaui angka yang dicetak oleh paman buyutnya, Eisaku Sato.