Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah toko di kota Shenzhen, China, terpaksa ditutup setelah seorang pekerja supermarket dan lima orang lainnya dinyatakan positif Covid-19.
Dilansir dari Bloomberg, Komisi Kesehatan Kota Shenzhen menyatakan seorang wanita berusia 41 tahun yang menjual yogurt di supermarket yang dijalankan oleh Alibaba Group Holding Ltd di pusat teknologi didiagnosis mengidap Covid-19 tersebut.
Sementara itu, lima orang lainnya yang dites positif belum menunjukkan gejala apa pun. Otoritas kesehatan di wilayah tersebut telah menutup supermarket dan kompleks perumahan tempat wanita itu tinggal.
Operator supermarket, Hema, mengatakan pada Sabtu bahwa mereka telah menutup 21 toko di kota itu untuk mensterilkan dan melakukan tes Covid-19 terhadap semua karyawan dan makanan segar. Pemerintah daerah memberikan pengujian gratis bagi siapa saja yang mengunjungi pasar dalam empat pekan terakhir.
Sementara itu di Selandia Baru, Direktur Jenderal Kesehatan Ashley Bloombfield melaporkan ada tujuh kasus Covid-19 baru yang menyebar di komunitas pada hari Sabtu, enam di antaranya terkait dengan sebuah cluster di Auckland. Selandia Baru memiliki total 1.258 infeksi hingga saat ini, dengan kasus aktif mencapai 56.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada hari Jumat memperpanjang penutupan di Auckland selama 12 hari, di saat pihak berwenang mencoba membasmi infeksi pertama yang muncul di negara itu setelah lebih dari tiga bulan terbebas dari kasus Covid-19 aktif.
Baca Juga
Hingga Sabtu (15/8/2020), umlah kasus positif akibat virus corona di seluruh dunia pada mencapai 21,36 juta kasus secara global, berdasarkan data laman worldometers.info.
Dari jumlah tersebut, pasien yang sembuh mencapai 14,15 juta orang, sedangkan jumlah korban meninggal mencapai 763.387 jiwa.
Amerika Serikat masih mencatat jumlah kasus terbesar hingga saat ini, yang mencapai 5,47 juta pasien, sedangkan jumlah korban meninggal dunia mencapai 171.535 jiwa hingga Sabtu.
Sementara itu, Brasil yang menjadi menjadi negara dengan kasus corona terbesar setelah Amerika Serikat mencatat jumlah kasus 3,28 juta, dengan korban meninggal mencapai 106.571 jiwa.