Amerika Serikat
Bahkan negara adidaya pun tak lepas dari jerat jurang resesi. Perekonomian Amerika Serikat pada kuartal II/2020 dilaporkan mengalami penurunan kinerja paling tajam di tengah merebaknya wabah virus Corona atau Covid-19.
Realisasi kinerja ekonomi Negeri Paman Sam pada kuartal kedua itu menjadi penurunan paling signifikan sejak dekade 1940. Hasil itu tidak terlepas dari dampak pandemi yang telah merusak bisnis di seluruh negeri dan membuat jutaan orang Amerika kehilangan pekerjaan.
Produk domestik bruto (PDB) AS menyusut 9,5 persen pada kuartal II/2020 bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (quarter-to-quarter). Penurunan kinerja ekonomi negara adidaya itu bahkan mencapai 32,9 persen untuk laju tahunan (year-on-year/yoy), sebagaimana dilaporkan Departemen Perdagangan.
Pada periode itu, belanja pribadi (personal spending) yang merupakan sekitar dua pertiga dari PDB merosot 34,6 persen (yoy).
“Penurunan PDB kuartal kedua mencerminkan respons terhadap Covid-19, karena perintah `tinggal di rumah' dikeluarkan pada Maret dan April, sebagian dicabut di beberapa daerah di negara itu pada Mei dan Juni, dan bantuan pandemi pemerintah didistribusikan untuk rumah tangga dan bisnis," kata Biro Analisis Ekonomi dalam rilis resmi.
Data tersebut menunjukkan betapa parahnya kondisi ekonomi AS yang diakibatkan perintah penutupan dan imbauan kepada masyarakat untuk tetap berada di rumah dalam upaya memperlambat penyebaran virus Corona.
Di sisi lain, lapangan kerja, belanja, dan produksi telah meningkat sejak pelonggaran pembatasan itu direalisasikan pada Mei lalu. Pada saat itu, pemerintah AS juga mengucurkan stimulus besar-besaran, kendati akhirnya laju pemulihan terhambat akibat lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini.