Bisnis.com, JAKARTA - Candi Ratu Boko ditengarai sebagai situs purbakala yang telah menerapkan teknologi tahan gempa.
Dilansir dari cuitan @infomitigasi pada Minggu (9/8/2020), candi yang terletak sekitar 3 kilometer ke arah selatan dari Candi Prambanan ini menempatkan pasir di bawah batu pondasi.
"Berada pada zona rawan gempa/zona patahan gempa, itulah mengapa para pendiri candi Ratu Boko menggunakan lantai batu sbg alas dari bamgunan fenomenal tsb, dan sebelum mereka meletakkan batu pondasi terlebih dahu|u mereka menaruh pasir sbg peredam getaran akibat gempa," cuitnya.
Lebih lanjut, situs yang dibangun pada abad ke-8 oleh Wangsa Syailendra beragama Buddha ini juga tidak menggunakan batu sebagai atap dan tembok.
anggapan bhw nenek moyang kita kurang literasi mengenai bencana tidak benar.. nenek moyang kita faham betul akan bencana, dan membuat segala sesuatu peninggalannya sangat artistik, perpaduan akan ilmu pengetahuan mereka, seni dan budaya.. shg tercipta bangunan2 nan elok dan kokoh https://t.co/Vq4MJRu0Uf
— INFOMITIGASI™ (@infomitigasi) August 9, 2020
Para pembuat candi tersebut menggunakan kayu dan bambu sebagai tembok penyangga atap dan bahan ringan lain sebagai atapnya.
Adapun teknologi tahan gempa lain yang diaplikasikan di banyak candi khususnya di Pulau Jawa adalah batu yang disusun bukan dengan bahan perekat melainkan dengan sistem pengunci layaknya puzzle.
Baca Juga
Teknologi ini dapat meminimalisir kerusakan akibat guncangan gempa karena sistem pengunci membuat struktur lebih fleksibel.
"Sebelum mereka meletakkan batu pondasi terlebih dahulu mereka menaruh pasir sbg peredam getaran akibat gempa."
candi ratu boko kamu tidak akan menemukan tembok batu dan atap bangunan dari batu. karena para pembangunnya ngerti persis soal potensi bencana yg ada disekitarnya.. sekian ya guys... kami akan coba mengulas daerah2 lain sbg literasi kebencanaan...?
— INFOMITIGASI™ (@infomitigasi) August 9, 2020