Bisnis.com, JAKARTA - Perwakilan RI di Lebanon mengingatkan kepada WNI agar mengantisipasi adanya kemungkinan kelangkaan pangan akibat ledakan besar yang terjadi pada Selasa (4/8/2020).
Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Y. Thohari mengatakan hal ini perlu menjadi perhatian bagi WNI lantaran 70 persen makanan yang didistribusikan ke Lebanon dilakukan melalui pelabuhan Beirut.
"Di pelabuhan ini tempat penampungan bahan pokok gandum yang jadi makanan pokok penduduk Lebanon yang hancur ribuan ton. Kemungkinan dalam beberapa hari yang akan datang pasokan dari luar akan terhambat serius," katanya dalam wawancara melalui saluran televisi CNN Indonesia, Rabu (5/8/2020).
Untuk itu, Hajriyanto juga mengingatkan agar tetap mengaktifkan alat komunikasinya sehingga komunikasi info penting antara staf KBRI Beirut dan WNI dapat berjalan mudah.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada 4 Agustus 2020, telah terjadi ledakan besar di Port of Beirut Lebanon pukul 18.02 waktu Setempat, yang mengakibatkan lebih dari 78 korban meninggal dan ribuan luka-luka.
Lokasi ledakan berdekatan dengan Downtown Beirut dan berjarak sekitar 7 km dari KBRI Beirut.
Baca Juga
Dalam catatan KBRI, terdapat 1.447 WNI yang tinggal menetap di Lebanon. 1.234 orang di antaranya merupakan Kontingen Garuda yang tergabung dalam Misi Perdamaian Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL). Sebanyak 213 lainnya merupakan WNI sipil.
Berdasarkan keterangan dari Kementerian Luar Negeri, pemerintah RI menyampaikan duka cita dan simpati yang mendalam kepada keluarga, pemerintah dan rakyat Lebanon atas peristiwa ledakan tersebut.
"Menlu RI terus melakukan komunikasi dengan Dubes RI di Beirut, terutama guna peroleh informasi perkembangan situasi dan memastikan keselamatan serta keamanan WNI."