Bisnis.com, WASHINGTON – Lembaga intelijen Republik Islam Iran menahan seorang pemimpin kelompok promonarki yang berbasis di Amerika Serikat yang dituduh mendalangi teror pengeboman maut pada 2008 serta merencanakan serangan teror lainnya.
Namun Kementerian Intelijen Iran, dalam pernyataan yang dikutip oleh stasiun televisi publik, tidak memerinci bagaimana, di mana, kapan penahanan itu dilakukan.
"Jamshid Sharmahd, pemimpin kelompok teroris Tondar, yang mengarahkan pasukan bersenjata dan aksi teror di Iran dari Amerika, telah ditangkap menyusul sebuah operasi yang rumit, dan kini dia berada di bawah genggaman agen kami," demikian kutipan pernyataan itu seperti dilansir Antara pada Minggu (2/8/2020) mengutip Reuters.
Sebuah video yang ditayangkan di televisi publik memperlihatkan seorang lelaki menyatakan diri sebagai Sharmahd dan menyebut tanggal kelahirannya. "Mereka memerlukan bahan peledak, kami menyediakannya," ujarnya sambil mengenakan penutup mata.
Hingga berita ini diturunkan, kelompok Tondar belum membenarkan adanya penahanan tersebut, dengan mengemukakan dalam situsnya bahwa mereka tidak mengonfirmasi "cerita-cerita yang dipublikasi oleh sejumlah jaringan."
Walaupun begitu, dalam unggahan di media sosial, kelompok itu sempat menulis, "Tondar ...akan terus berjuang sekalipun tanpa pemimpin."
Baca Juga
Sementara itu, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri AS mengatakan bahwa Pemerintah AS menaruh perhatian terhadap laporan terkait penangkapan dan penahanan Sharmahd.
"Pemerintah Iran punya sejarah panjang dalam penahanan warga Iran sendiri dan juga warga asing dengan tuduhan yang dipalsukan. Kami mendesak Iran untuk transparan serta mematuhi semua standar hukum internasional," kata juru bicara tersebut.
Tondar, juga dikenal sebagai Majelis Kerajaan Iran, yang berbasis di Los Angeles, AS, merupakan kelompok yang disebut-sebut berupaya mengembalikan sistem monarki Iran yang digulingkan dan diubah melalui revolusi Islam pada 1979.
Kelompok tersebut menjalankan stasiun radio dan televisi di luar negeri dan berperan sebagai oposisi Pemerintah Iran saat ini.
Adapun Sharmahd, menurut keterangan pada situs Tondar, adalah insinyur elektronik keturunan Iran-Jerman yang lahir pada 1955. Dia tinggal di Jerman sebelum pindah ke Los Angeles pada 2003.
Menurut Kementerian Intelijen Iran, Sharmahd merencanakan serta mengarahkan ledakan di pusat keagamaan muslim syiah di Kota Shiraz pada 2008 yang menewaskan 14 orang dan melukai 215 lainnya.
Kementerian itu mengatakan pihaknya telah mencegah terjadinya sejumlah rencana serangan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk rencana peledakan tempat suci Ayatullah Khomeini, pendiri Republik Islam Iran.
Menteri Intelijen Mahmoud Alavi menyebut Tondar sebagai kelompok oposisi pendukung kerajaan yang paling cenderung menggunakan kekerasan.
"Meskipun telah ada laporan kami kepada Interpol, Sharmahd masih bisa berpergian ke mana saja dengan namanya sendiri. Hal ini menunjukkan sebegitu kosongnya slogan antiteror Amerika [Serikat] dan sekutunya di Eropa," kata Alavi.