Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Sewot, Perjanjian Dagang dengan China Tak Begitu Penting

Presiden Amerika Serikat Donald Trump terdengar sedang sewot. Di matanya, perjanjian perdagangan yang sudah dibuat AS dengan China tidak lagi begitu berarti.
 Presiden AS Donald Trump berbicara selama acara di Fincantieri Marinette Marine di Wisconsin, Amerika Serikat pada Kamis (25/6/2020). (Thomas Werner/Bloomberg)n
Presiden AS Donald Trump berbicara selama acara di Fincantieri Marinette Marine di Wisconsin, Amerika Serikat pada Kamis (25/6/2020). (Thomas Werner/Bloomberg)n

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump terdengar sedang sewot. Di matanya, perjanjian perdagangan yang sudah dibuat AS dengan China tidak lagi begitu berarti.

Pandangan ini dipengaruhi oleh peran China dalam penyebaran virus Corona (Covid-19). Trump berulang kali menyalahkan China dan menuntut Negeri Tirai Bambu untuk bertanggung jawab karena gagal mengendalikan virus mematikan tersebut.

“Kesepakatan perdagangan itu kini menjadi kurang berarti bagi saya ketimbang ketika saya membuatnya,” kata Trump dalam suatu briefing di Gedung Putih pada Kamis (23/7/2020) malam waktu setempat, seperti dilansir Bloomberg.

Perjanjian dagang Fase 1 yang dibuat pada Januari berfokus pada pembelian barang-barang AS oleh China, meningkatkan akses AS ke pasar jasa keuangan China, dan beberapa masalah kekayaan intelektual.

China berjanji untuk meningkatkan pembelian hasil pertanian AS dan barang-barang manufaktur, energi dan jasa sebesar US$200 miliar selama dua tahun sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan Fase 1.

Akan tetapi, Trump mengatakan pandemi itu telah mengubah pandangannya tentang perjanjian tersebut.

Dalam kesempatan yang sama pada Kamis, Trump juga mengeluh bahwa AS harus menutup kegiatan perekonomiannya untuk membendung infeksi Corona.

Sementara itu, banyak jajak pendapat menunjukkan semakin banyak warga AS yang tidak setuju atas caranya menangani Covid-19.

Trump telah mengambil sejumlah tindakan yang dirancang untuk menghukum pemerintah Beijing karena berbagai isu, termasuk upaya untuk membatasi kebebasan politik di Hong Kong dan penahanan sekitar 1 juta Muslim minoritas.

Yang terkini, pemerintah AS memerintahkan China untuk menutup kantor konsulatnya di Houston, kota terbesar keempat di AS. Tindakan itu menjadi salah satu ancaman terbesar terhadap hubungan diplomatik antara kedua negara dalam beberapa dasawarsa.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan langkah ini diambil untuk melindungi kekayaan intelektual Amerika dan informasi pribadi Amerika. China telah bersumpah akan membalasnya.

Namun, Trump dsebut-sebut telah mengindikasikan tidak ingin meningkatkan ketegangan dengan Beijing, dan telah mengesampingkan sanksi tambahan untuk saat ini terhadap sejumlah pejabat tinggi China.

Konflik yang meradang dengan China dapat menciptakan tekanan baru bagi ekonomi AS yang sudah terpukul oleh dampak pandemi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper