Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri Stephen Biegun menyatakan Amerika Serikat mendukung penuh kerja sama antara Korea Selatan dan Korea Utara.
Hal itu disampaikan saat kunjungannya di Seoul ketika bertemu dengan Menteri Luar Negeri Kang Kyung-wha, Wakil Menlu Chi Sei-yong dan utusan nuklir Seoul Lee Do-hoon, Rabu (8/7/2020).
Seperti dilansir dari Yonhap, Biegun menggaris bawahi komitmen AS untuk sepenuhnya terlibat dalam upaya untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan dengan Korsel.
"AS mendukung penuh kerja sama inter-Korea. Dan kami percaya [kerja sama] ini memainkan komponen penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih stabil bagi Semenanjung Korea," kata Biegun.
Pernyataan Biegun muncul di tengah spekulasi Washington yang tidak nyaman dengan keinginan kerja sama Seoul lantaran diskusi antara AS - Korea Utara jalan di tempat.
Biegun juga menyinggung pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son-hui dan mantan penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton yang menyudutkan hubungan diplomatik kedua negara.
Baca Juga
"Keduanya terperangkap dalam cara berpikir lawas, [mereka] hanya berpikir dari sisi negatif dan apa yang tidak mungkin daripada berpikir kreatif tentang apa yang mungkin," ungkapnya.
Biegun tiba di Seoul pada Selasa dan akan melakukan kunjungan kerja selama 3 hari. Tujuan utama Biegun adalah membahas diplomasi dengan Pyongyang dan mencegah ketegangan akibat peledakan kantor penghubung antar Korea di perbatasan Kaeson oleh Korea Utara.
Dalam kesempatan yang sama, utusan nuklir Seoul Lee mengungkapkan kedatangan Biegun menegaskan posisi AS yang fleksibel.
Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Pertama Choe Son-hui menolak mentah-mentah ajakan AS untuk berunding soal nuklir.
"Kami tidak merasa perlu untuk bertemu tatap muka dengan AS karena perundingan DPRK - AS tidak lain sebagai alat untuk mengatasi krisis politiknya," katanya, seperti dilansir dari Channel News Asia pada Sabtu.
DPRK adalah singkatan dari Republik Demokratik Rakyat Korea.
Trump dan Kim Jong-un sudah bertemu hingga tiga kali sejak Juni 2018 untuk membahas rencana senjata nuklir. Namun, hasilnya nihil lantaran ketidakseimbangan antara denuklirisasi Pyongyang dan sanksi yang akan dijatuhkan oleh Washington.
Saat ini pemerintahan Trump tengah menghadapi kritikan keras dari berbagai pihak terkait dengan penanganan Covid-19 di negaranya. Di saat yang sama, pemilihan presiden AS pada November tinggal sebentar lagi.