Bisnis.com, JAKARTA – Benny Tjokrosaputro, tersangka kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya, menyebut Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terbelah dalam mengaudit BUMN asuransi tersebut.
Menurut BT, ketua dan wakil BPK berbeda pendapat dengan anggota lain. “Saya rasa sangat jelas, ada personel/anggota BPK yang ingin transparan, yakni dibuka audit dari dulu, lalu dibuka isi portofolio Jiwasraya. Tetapi, ketua dan wakil ketua BPK mengganjalnya,” tulis Benny dalam tulisan tangan yang beredar di kalangan pers, Rabu (1/7/2020).
Dia mengaku penasihat hukumnya sudah mengirim surat permintaan kepada majelis kehormatan dan kode etik BPK. Namun, dia menilai permintaan itu digantung.
Menurut BT, ada perbedaaan signifikan antara lembaga dan personel, serta ketua dan wakil ketua BPK. Saat diperiksa oleh banyak anggota BPK, Benny menilai, profesionalisme dan ketelitian mereka sangat baik.
“Tidak ada keluhan dari saya, semuanya transparan. Bahkan, data portofolio saham milik Jiwasraya dan reksa dana (RD) didapat dari BPK,” kata dia.
Dia hanya bertanya, mengapa ada saham-saham grup usaha swasta besar, dalam hal ini Bakrie, tidak diteliti. Padahal, jumlah kepemilikan saham Jiwasraya di Grup Bakrie sangat besar dibandingkan dengan grup lain.
Sebelumnya, BPK melaporkan terdakwa skandal Jiwasraya, Komisaris PT Hanson International Tbk. Benny Tjokrosaputro ke Bareskrim Polri. BT dilaporkan karena menuduh pimpinan BPK melindungi kelompok tertentu dalam skandal Jiwasraya.