Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Banyak Pengungsi Rohingya di Aceh Tak Punya Kartu UNHCR

Dari 99 pengungsi Rohingya, hanya 42 orang yang mengantongi kartu pengungsi Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).
Warga mengevakuasi pengungsi etnis Rohingya dari kapal di pesisir pantai Lancok, Aceh Utara, Aceh, pada Kamis (25/6/2020)./Antara-Rahmad
Warga mengevakuasi pengungsi etnis Rohingya dari kapal di pesisir pantai Lancok, Aceh Utara, Aceh, pada Kamis (25/6/2020)./Antara-Rahmad

Bisnis.com, JAKARTA - Kurang dari setengah pengungsi Rohingya di Lhokseumawe, Aceh belum memiliki kartu pengungsi UNHCR.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan timnya telah berangkat ke Lhokseumawe, Aceh pada Rabu, 1 Juli 2020 untuk melakukan koordinasi lapangan ke tempat singgah sementara 99 pengungsi Rohingya.

Timnya memutuskan untuk menunda pemindahan 99 pengungsi Rohingya untuk menyiapkan tempat lebih layak.

"Rencana memindahkan pengungsi dari kantor imigrasi ke balai latihan kerja Lhokseumawe ditunda agar ada persiapan lebih baik," katanya dalam konferensi pers, Kamis (2/7/2020).

Saat ini para migran sekarang ditampung di bekas kantor imigrasi, Lhokseumawe. Awalnya, pengungsi akan dipindahkan ke Balai Latihan Kerja Mee Kandang, Muara Dua, Lhokseumawe, Aceh pada 1 Juli 2020.

Dari 99 pengungsi Rohingya, hanya 42 orang yang mengantongi kartu pengungsi Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR). Kartu tersebut berguna untuk mendapatkan hak perlindungan resmi dari dunia internasional.

Dengan kartu tersebut, akan mengurangi risiko dipenjara, diperbolehkannya mengakses layanan kesehatan, pendidikan, dan layanan esensial lainnya.  

Rencananya pendaftaranya 57 orang lainnya untuk mendapatkan kartu pengungsi UNHCR akan dilakukan pada 5 Juli mendatang.

Kondisi 99 pengungsi Rohingya semuanya dalam keadaan baik. Namun, terdapat dua orang yang harus dirawat di rumah sakit. Keduanya telah dites Covid-19 dan dinyatakan non reaktif.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada 24 Juni lalu, nelayan Indonesia menemukan 99 pengungsi Rohingya di Pulau Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara.

Atas dasar kemanusiaan, Indonesia menerima pengungsi tersebut untuk sementara dengan memberikan bantuan pangan dan tempat singgah.

Retno mengungkapkan kecurigaan bahwa pengungsi ini merupakan korban penyelundupan manusia.

Untuk itu, dalam berbagai kesempatan skala internasional, Retno meminta perhatian dunia untuk mendorong keamanan di Rakhine State. Menurutnya, prioritas utama bagi para migran adalah mengembalikan mereka ke rumah mereka dengan catatan, kondisi negaranya aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper