Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekhawatiran Pandemi Mereda, Indeks Kepercayaan di Swedia Melonjak

Survei National Institute of Economic Research Survei menunjukkan indeks sentimen ekonomi secara keseluruhan naik menjadi 75,2 pada Juni
Suasana di Kungstradgarden park di Stockholm, Swedia/ Bloomberg - Mikael Sjoberg
Suasana di Kungstradgarden park di Stockholm, Swedia/ Bloomberg - Mikael Sjoberg

Bisnis.com, JAKARTA – Level kepercayaan di Swedia melonjak karena konsumen dan bisnis mulai bangkit dari tekanan yang terburuk akibat krisis virus Corona.

Dilansir dari Bloomberg, survei National Institute of Economic Research Survei menunjukkan indeks sentimen ekonomi secara keseluruhan naik menjadi 75,2 pada Juni dari 64,4 pada Mei. Meskipun mampu rebound angka di bulan Juni ini masih nilai di bawah 90 setara yang setera dengan level normal.

Indeks kepercayaan konsumen naik ke 84.0 dari dari revisi 77.7 pada bulan sebeumnya, sedangkan indeks kepercayaan manufaktur naik menjadi 89,1 dari 76,4.

"Secara keseluruhan, sentimen pulih dari guncangan awal, tetapi masih di bawah normal dan mungkin lebih pesimistis daripada yang diperkirakan," kata ekonom Nordea Torbjorn Isaksson.

“Industri ekspor terus berjuang. Yang menjadi pertanda baik adalah pandangan relatif optimis rumah tangga tentang situasi keuangan mereka sendiri," lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.

Angka tersebut dirilis ketika para ekonom dan pembuat kebijakan merevisi perkiraan mereka, mengingat data belanja konsumen dan pengangguran yang lebih baik dari perkiraan.

Menurut ahli strategi valas di Credit Agricole, Manuel Oliveri, rebound tingkat kepercayaan membuat kemungkinan adanya kebijakan tambahan menjadi, meskipun pejabat bank sentral Swedia tetap membuka semua opsi yang mungkin dilakukan.

Di lain pihak, ekonom Bloomberg Johanna Jeansson terlihat kurang optimis, meskipun menyetujui bahwa fase paling akut dari krisis telah mereda.

“Survei hari ini adalah tanda lain bahwa fase krisis paling akut telah mereda. Tetapi dengan permintaan dan penawaran di masih bawah level sebelum pandemi, kami berharap Riksbank dan Kementerian Keuangan harus berbuat lebih banyak,” ungkap Jeansson.

Tidak seperti negara tetangganya, Swedia tidak menerapkan lockdown ketat ketika virus Corona dan tidak melarang toko, sekolah, dan restoran untuk tutup.

Strategi yang longgar ini tampaknya telah mengurangi dampak ekonomi yang disebabkan oleh pandemi, tetapi membuat angka kematian akibat virus Corona relatif tinggi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper