Bisnis.com, JAKARTA – Saham sejumlah perusahaan ritel Jepang menguat menyusul lonjakan penjualan di toko furnitur Nitori Holdings Co dan pengecer pakaian kasual Shimamura Co.
Kenaikan ini menjadi indikasi awal bahwa tekanan permintaan dari pembeli dalam negeri menyusul ancaman penyebaran virus Corona mulai surut.
Dilansir dari Bloomberg, penjualan toko yang sama di Nitori melonjak 47 persen di bulan Juni dari tahun sebelumnya, lonjakan terbesar sejak tahun 2012, sementara Shimamura mengalami kenaikan 27 persen.
Kedua perusahaan tersebut menjadi pelapor awal data ritel di Jepang pada periode 21 Mei hingga 20 Juni. Keadaan darurat di Jepang mulai dilonggarkan secara bertahap dari 14 Mei dan sepenuhnya berakhir pada 25 Mei.
Saham Shimamura menguat 7,3 persen di bursa saham Tokyo pada hari Rabu (24/6/2020), sedangkan Nitori menguat 2,5 persen. Penguatan tersebut juga diikuti oleh peritel lain yang akan melaporkan data bulanan pada Juli, termasuk United Arrows Ltd. yang menguat 5,3 persen, dan pemilik merek Muji, Ryohin Keikaku Co., yang naik sebanyak 4,7 persen. Operator toko pakaian Uniqlo, Fast Retailing Co., menguat 2 persen.
Asosiasi Department Store Jepang mengatakan pendapatan di department store yang lebih tergantung pada wisatawan turun 27 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya selama periode 1 dan 17 Juni.
Baca Juga
Angka tersebut masih lebih baik dari bulan Mei, ketika penjualan turun 66 persen secara nasional, menurut data yang dirilis pada Selasa. Sementara itu, penjualan anjlok 73 persen di bulan April.
Pemulihan Ritel
Nitori mengatakan pemulihan penjualan ditopang oleh produk perabot rumah tangga dan barang-barang penyimpanan. Perusahaan yang berbasis di Sapporo memperkirakan keadaan darurat yang diberlakukan tidak berdampak signifikan pada pendapatan perusahaan, dengan penjualan melonjak pada bulan Maret dan jatuh hanya 4 persen pada bulan April.
Sebelumnya, Shimamura mencatat penurunan omzet setiap bulan pada tahun 2020, termasuk penurunan 28 persen pada bulan April.
Konsumen Jepang telah melakukan pekerjaan jarak jauh dengan cara yang diprediksi oleh sedikit orang, dengan Nitori secara khusus mengambil untung dari peningkatan tingkat pengeluaran saat para pekerja merapikan lingkungan tempat tinggal mereka di rumah.
Sebuah survei Jiji menemukan bahwa 70 persen ingin terus bekerja dari rumah bahkan setelah pandemi terkandung, sementara jajak pendapat Kantor Kabinet menunjukkan peningkatan tingkat minat dari 25 persen penduduk kota dalam pindah ke negara itu.
Jepang dijadwalkan merilis data penjualan ritel keseluruhan untuk Mei pada 29 Juni. Sebelumnya, data ritel April Jepang menunjukkan penurunan 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya, penurunan terbesar kedua dalam satu bulan sejak 1989.