Bisnis.com, JAKARTA – Kepercayaan konsumen Inggris mampu meningkat pada Juni, meskipun tetap jauh di bawah level prapandemi Covid-19.
Menurut laporan perusahaan riset GfK yang dirilis Jumat (19/6/2020), indeks kepercayaan konsumen naik menjadi -30 pada Juni 2020 atau lebih tinggi enam poin dari -36 pada akhir Mei.
Barometer tersebut menyentuh level -9 pada awal Maret 2020, sebelum dampak guncangan pandemi Covid-19 memukul perekonomian negeri ini.
Kenaikan sebesar enam poin itu didorong oleh pandangan yang lebih kuat dari warga Inggris tentang keuangan mereka dan situasi ekonomi secara keseluruhan. Banyak toko di Inggris telah mulai dibuka pekan ini.
“Kami telah melihat antrean ketika sejumlah pembeli kembali ke jalan-jalan,” ujar Direktur Strategi Klien GfK Joe Staton, seperti dikutip dari Bloomberg.
“Namun, dengan pasar tenaga kerja akan kehilangan lebih banyak pekerjaan, kita harus mempertanyakan apakah kita sedang melihat tanda-tanda awal pemulihan ekonomi atau 'dead cat bounce',” tambahnya, mengacu pada istilah yang menggambarkan kenaikan sementara saat tren turun.
Baca Juga
Kelima ukuran pada indeks naik, karena konsumen menyatakan diri mereka kurang pesimistis tentang prospek ekonomi dan lebih bersedia melakukan pembelian besar.
Sebuah laporan terpisah dari Institute for Fiscal Studies memperingatkan bahwa pelemahan ekonomi yang persisten dapat berarti bahwa tingkat pinjaman Inggris tetap tinggi.
Pemulihan ekonomi Inggris yang lambat bisa membuat defisit anggaran melebar sebanyak 70 miliar pound (US$87 miliar) pada tahun fiskal 2024-2025 daripada yang diprediksi Kantor Anggaran pada bulan Maret.