Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inggris Catat Inflasi Terendah Sejak 2016 pada Mei

Inflasi Inggris melambat menjadi hanya 25 persen dari target Bank of England pada bulan Mei. Hal ini mendorong pembuat kebijakan untuk menambah rencana stimulus mereka pada pertemuan kebijakan pekan ini.
Warga melewati Menara Bridge di London, Inggris, Kamis (9/4/2020). Saat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berada di unit perawatan kritis karena Covid-19, sejumlah pejabat menyusun rencana untuk memperpanjang masa lock down untuk mengendalikan krisis karena virus corona. Bloomberg/Simon Dawson
Warga melewati Menara Bridge di London, Inggris, Kamis (9/4/2020). Saat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berada di unit perawatan kritis karena Covid-19, sejumlah pejabat menyusun rencana untuk memperpanjang masa lock down untuk mengendalikan krisis karena virus corona. Bloomberg/Simon Dawson

Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi Inggris melambat menjadi hanya 25 persen dari target Bank of England (BOE) pada bulan Mei. Hal ini mendorong pembuat kebijakan untuk menambah rencana stimulus mereka pada pertemuan kebijakan pekan ini.

Dilansir dari Bloomberg, Kantor Statistik Nasional mencatat indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) naik hanya 0,5 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, terlemah sejak tahun 2016, di tengah jatuhnya harga bahan bakar dan barang rekreasi.

Sementara itu, CPI inti, yang tidak termasuk energi volatil dan harga bahan makanan, merosot ke 1,2 persen.

Pejabat BOE diperkirakan akan meningkatkan pembelian obligasi sebesar 100 miliar pound (US$126 miliar) untuk melindungi ekonomi dari dampak pandemi virus Corona. Sejumlah ekonom memperkirakan pelonggaran lebih lanjut akan diperlukan tahun ini, termasuk penurunan suku bunga di bawah nol untuk pertama kalinya.

Sebagian besar toko nonbahan pokok ditutup selama Mei karena kebijakan lockdown untuk membendung penyebaran virus Corona. Angka inflasi Mei juga turun dari 0,8 persen di bulan April menyusul penurunan harga bahan bakan.

BOE, yang telah memangkas suku bunga menjadi 0,1 persen dan memulai kembali program pembelian obligasi untuk melawan krisis, memperkirakan ekonomi menuju resesi terburuk dalam tiga abad terakhir, sementara data pekan lalu menunjukkan pertumbuhan ekonomi terkontraksi lebih dari 20 persen pada bulan April.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper