Bisnis.com, JAKARTA - Bandara Beijing membatalkan dua pertiga dari semua penerbangan mulai kemarin, sedangkan sekolah-sekolah di Ibu Kota China itu ditutup lagi karena pihak berwenang bergerak cepat menangani penyebaran kembali virus corona penyebab Covid-19 dan mengingatkan infeksi akan meningkat.
Kota itu melaporkan 31 kasus baru Covid-19, sementara pejabat mendesak warga untuk tidak meninggalkan Beijing akibat kekhawatiran tentang gelombang kedua infeksi di China.
Sebelumnya, sebagian besar penularan yang berawal dari Wuhan akhir tahun lalu sudah bisa dikendalikan.
Ratusan ribu orang telah diuji sejauh ini setelah wabah baru, yang diyakini dimulai di pasar makanan grosir Xinfadi, meluas. Selain itu, hampir 30 kompleks perumahan di kota itu sekarang dikunci lagi.
"Karena pasar Xinfadi adalah pasar terbesar yang menjual kebutuhan sehari-hari, dengan ribuan pekerja migran dan sejumlah besar pengunjung, maka sulit untuk mengendalikan penyebarannya," kata Pang Xinghuo, wakil direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Beijing seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (18/6/2020).
"Kami akan melihat peningkatan dalam kasus yang dikonfirmasi beberapa hari mendatang," kata Pang dalam konferensi pers reguler.
Baca Juga
Beijing melaporkan 137 infeksi virus corona selama enam hari terakhir dan 95 persen di antaranya adalah "kasus ringan", kata Pang.
Beijing telah meningkatkan kapasitas pengujian dan mengumpulkan sekitar 400.000 sampel sehari, kata Zhang Qiang, seorang pejabat dari satuan tugas pencegahan epidemi Beijing.
Sejak 13 Juni, 356.000 sampel telah diuji. Sampel itu termasuk swab dari pekerja dan pengunjung ke berbagai pasar di Beijing dan komunitas di dekat tempat-tempat di mana wabah telah berkembang.
Kekurangan alat pengujian dan harganya yang mahal telah menyebabkan keterlambatan dalam pemrosesan.
Setidaknya 1.255 penerbangan yang telah dijadwalkan dibatalkan kemarin, menurut People's Daily yang dikelola pemerintah. Jumlah itu hampir 70 persen dari semua perjalanan ke dan dari bandara utama Beijing.
Wabah itu telah memaksa pihak berwenang untuk mengumumkan larangan perjalanan bagi penduduk di wilayah "berisiko menengah" di kota itu. Semua penduduk lainnya diharuskan melakukan tes asam nukleat sebelum meninggalkan Beijing.
Beberapa provinsi mengarantina wisatawan dari Beijing. Semua sekolah, yang sebagian besar telah dibuka kembali, diperintahkan untuk ditutup kembali dan kembali ke kelas online.