Bisnis.com, JAKARTA— Lyft Corp. berkomitmen untuk menggunakan 100 persen kendaraan listrik pada akhir 2030 terlepas dari kesiapan infrastruktur penunjang seperti stasiun pengisian baterai dan kerja sama dengan para pengemudi.
Dikutip dari Bloomberg, Kamis (18/6/2020), pernyataan tersebut cenderung kontras dengan kondisi bisnis aplikasi berbagi tumpangan yang harus berjuang di tengah imbauan pemerintah untuk tetap berada di rumah akibat virus corona.
Uber Technologies Inc. bahkan telah memangkas 6.700 pekerjaan begitu pula dengan Lyft yang memecat bahkan membiarkan 1.000 karyawan mengambil cuti. Namun, ternyata perusahaan menggunakan momentum pandemi untuk mengevaluasi ulang segalanya.
Pendiri Lyft, John Zimmer menyebut pihaknya siap melakukan sejumlah terobosan termasuk pengubahan seluruh armada ke armada bertenaga listrik. Menurutnya, ada peluang bisnis yang ingin ditangkap melalui inovasi tersebut.
Kendaraan listrik membutuhkan energy yang lebih rendah untuk berpindah dengan jarak yang sama. Meskipun jaringan listrik menggunakan sumber energi dari fosil, kendaraan listrik tetap mampu memiliki emisi karbon yang rendah.
“Ada manfaat bisnis. Konsumen kami meminta kendaraan yang lebih bersih dan pengemudi kami ingin biaya kegiatan yang lebih rendah,” katanya.
Di sisi lain, dia optimistis inovasi tersebut diterima dengan baik oleh konsumen dan pengemudinya. Meskipun sebenarnya kendati perusahaan menginginkan agar armadanya menggunakan kendaraan listrik secara penuh, pihaknya tak bisa memaksakan hal itu kepada para mitra pengemudi.
“Sebelum kami ada, tak ada penyedia layanan berbagi tumpangan lainnya. Kami harus menciptakan kategori ini. Saya percaya diri bahwa kami bisa memengaruhi kesuksesan terkait hal itu,” katanya.
Sementara itu, regulator di California menetapkan bahwa pada Januari layanan berbagi tumpangan mengeluarkan emisi 50 persen lebih gas rumah kaca per penumpang untuk setiap mil perjalanan yang dilakukan dibandingkan dengan rata-rata mobil.
Negara bagian itu pun akan menetapkan aturan agar emisi bisa diturunkan dari layanan serupa.
“Lyft mungkin bisa terhantam regulasi, mendorong mereka ke arah ini [mengubah semua armada menjadi kendaraan listrik],” kata Kepala Analisis Transportasi BloombergNEF, Colin McKerracher.
Dengan demikian, dia menilai Lyft memilih untuk muncul di depan dan mengumumkannya.