Bisnis.com, JAKARTA – Aksi Korea Utara meledakkan kantor penghubung dengan Korea Selatan bisa menandakan dimulainya provokasi baru pemerintahan Kim Jong-un terhadap negara tetangganya itu.
Pada Selasa (16/6/2020), Korut meledakkan kantor penghubung antar-Korea di sisi perbatasan kedua negara, tak lama setelah mengancam aksi militer di wilayah itu.
Untuk saat ini, rezim Kim Jong-un mungkin akan bertahan dengan langkah-langkah yang kecil kemungkinan akan menarik keterlibatan militer AS. Kim juga akan memperhitungkan bagaimana menghindari kemarahan China, yang berkontribusi besar bagi ekonomi Korea Utara.
Namun, Korut masih memiliki sejumlah opsi untuk menekan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in terkait konsesi perundingan denuklirisasi dengan Amerika Serikat. Hubungan antar-Korea pun terancam memanas.
Sejauh ini, Moon Jae-in tampak tidak memiliki keinginan untuk membalas tindakan Korut. Moon pernah berjanji kepada para pendukungnya untuk membawa hubungan dua Korea ini menjadi lebih dekat.
Berikut beberapa target aksi lebih lanjut yang mungkin akan dilancarkan oleh Kim Jong-un, seperti dilansir dari Bloomberg.
Baca Juga
Lebih banyak penghancuran
Pada Oktober 2019, Kim mengancam akan merobohkan bangunan buatan Korea Selatan di sebuah resor di pegunungan Korea Utara. Bangunan itu dikatakan tampak seperti "tenda darurat di daerah yang dilanda bencana".
Resor Gunung Kumgang, yang dibangun oleh afiliasi Grup Hyundai asal Korsel dan ditutup selama lebih dari satu dekade, dibuka pada tahun 1998 sebagai simbol kerja sama antara dua negara yang secara teknis masih berperang.
Pengerahan pasukan
Hanya beberapa jam sebelum meledakkan kantor penghubung antar-Korea, Korut menyatakan sedang meninjau rencana untuk mengirim pasukan ke beberapa daerah di Zona Demiliterisasi.
Pada Rabu (17/6/2020), pihaknya memperjelas maksud tersebut dengan mengatakan akan mengerahkan pasukan ke daerah-daerah di sisi perbatasan yang memiliki proyek bersama dengan Korea Selatan.
Korut juga bisa berupaya menodai perjanjian 2018 yang dicapai Kim Jong-un dengan Moon Jae-in untuk mengurangi ketegangan di perbatasan dengan membuka kembali 10 pos jaga di garis depan.
Olimpiade
Setelah berbaris di bawah bendera bersama ketika Korea Selatan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, prospek untuk prosesi serupa ini terulang tampak redup ketika Tokyo ditetapkan untuk menjadi tuan rumah pertandingan musim panas tahun depan.
Gambaran indah itu semakin buyar setelah Korea Utara memutus komunikasi dengan Korea Selatan pekan ini karena marah atas selebaran anti-Pyongyang yang terbang melintasi perbatasan.
Penempatan Rudal
Sejak 2019, Korea Utara telah menguji beberapa jenis rudal balistik jarak dekat yang mampu menghantam semua bagian Korea Selatan, termasuk pangkalan militer AS.
Rudal berbahan bakar padat ini adalah salah satu senjata baru yang diluncurkan di bawah pemerintahan Kim, juga lebih mudah disembunyikan dan digunakan ketimbang roket-roket yang berusia lebih tua.
Kim dapat mempercepat program senjata jarak pendeknya ini untuk menekan Seoul, meskipun ia menahan untuk meluncurkan rudal jarak jauh.
Konflik bersenjata
Ini adalah opsi dengan risiko paling tinggi tetapi telah diambil oleh Korea Utara. Konflik paling nyata terjadi satu dekade lalu ketika dicurigai mentorpedo kapal perang Korea Selatan, sehingga menewaskan 46 pelaut, dan beberapa bulan kemudian menembaki sebuah pulau Korea Selatan.
Serangan yang dipandang berakibat terlalu jauh berpeluang menyulut perang. Sebuah serangan yang menyebabkan banyak korban jiwa di pihak Korea Selatan pun dapat merusak seruan untuk pemulihan hubungan.