Bisnis.com, JAKARTA - Korea Utara menolak tawaran Korea Selatan untuk mengirim utusan khusus ke negaranya dan berjanji akan mengirim kembali pasukan ke zona demiliterisasi dalam langkah terbaru menuju pembatalan perjanjian perdamaian antara kedua Korea.
Peringatan itu dibuat oleh media pemerintah KCNA satu hari setelah Korea Utara meledakkan kantor penghubung bersama yang didirikan di kota perbatasan sebagai bagian dari perjanjian 2018 oleh para pemimpin kedua negara. Sementara itu, ketegangan meluas setelah selebaran propaganda dikirim oleh para pembelot ke negara tertutup itu.
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in Senin lalu menawarkan untuk mengirim penasihat keamanan nasionalnya, Chung Eui-yong dan Kepala Intelijen Suh Hoon sebagai utusan khusus ke Korut. Akan tetapi Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan seorang pejabat senior partai yang berkuasa "dengan tegas menolak proposal yang disebut tidak bijaksana dan menyeramkan itu," menurut KCNA seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (17/6/2020).
Moon "sangat suka mengirim utusan khusus untuk 'mengatasi krisis' dan sering mengajukan usulan tidak masuk akal. Dia harus memahami dengan jelas bahwa trik seperti itu tidak akan berhasil pada kita," menurut KCNA.
Solusi untuk krisis saat ini antara Utara dan Selatan yang disebabkan oleh kegagalan Korea Selatan disebut tidak ada dan hanya dapat diselesaikan dengan harga yang pantas untuk dibayarkan.
Dalam keterangan terpisah, juru bicara Staf Umum Pasukan Rakyat Korea (KPA) Korea Utara mengatakan akan memobilisasi pasukan ke Gunung Kumgang dan Kaesong di dekat perbatasan. Di wilayah itu kedua Korea telah melakukan proyek ekonomi bersama di masa lalu.
Pos-pos polisi yang telah ditarik dari Zona Demiliterisasi (DMZ) juga akan dipasang kembali, sementara unit artileri di dekat perbatasan arah barat laut tempat para pembelot sering mengirimkan selebaran, akan diperkuat dengan kesiagaan tingkat "pertempuran kelas atas,” kata juru bicara itu. Korea Utara juga akan memulai kembali pengiriman selebaran anti-Seoul melintasi perbatasan, tambahnya.