Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Pandemi Selanjutnya, Taiwan Siapkan Cadangan Sumber Daya

Wakil Menteri Urusan Ekonomi Lin Chuan-neng mengatakan cadangan tersebut akan mencakup energi, makanan, dan persediaan harian, persediaan medis seperti masker bedah, peralatan pelindung diri, dan ventilator.
Petugas menyemprotkan disinfektan untuk membasmi vieus corona di Bandara Internasional Taoyuan di Taipei, Taiwan, pada 22 Januari 2020./Bloomberg
Petugas menyemprotkan disinfektan untuk membasmi vieus corona di Bandara Internasional Taoyuan di Taipei, Taiwan, pada 22 Januari 2020./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Taiwan, salah satu dari sedikit tempat yang secara efektif menangani wabah virus corona, sudah bersiap menimbun sumber daya untuk pandemi selanjutnya.

Wakil Menteri Urusan Ekonomi Lin Chuan-neng mengatakan cadangan tersebut akan mencakup energi, makanan, dan persediaan harian, persediaan medis seperti masker bedah, peralatan pelindung diri, dan ventilator.

Pemerintah akan meninjau inventaris saat ini dan menyesuaikan sesuai kebutuhan, juga akan berinvestasi dalam produksi barang-barang penting di dalam negeri.

"Satu pelajaran yang Taiwan pelajari dari pertempuran melawan Covid-19 adalah bahwa pemerintah harus memiliki persediaan barang-barang yang cukup untuk masyarakat. Kita harus punya rencana untuk itu untuk mempersiapkan terlebih dahulu," kata Lin, dilansir Bloomberg, Selasa (16/6/2020).

Taiwan dikeluarkan dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dan badan-badan global lainnya yang berfokus pada pandemi karena tekanan dari China.

Akibatnya, Taiwan harus berjuang sendiri, menawarkan pengalaman penanganan pandemi bagi negara-negara yang ingin melakukan hal serupa. Sejak melaporkan kasus pertamanya pada 21 Januari 2020, pulau berpenduduk 24 juta itu telah mencatat kurang dari 500 infeksi dan hanya tujuh kematian, tanpa menutup sekolah atau menutup perekonomian.

Pejabat menyebutkan, bagian dari kesuksesan Taiwan atas keputusan awal untuk menimbun dan mendistribusikan masker wajah. Mulai Januari, pemerintah mengambil alih semua masker wajah yang diproduksi di dalam negeri dan melarang ekspor lebih lanjut.

Tentara bergabung dengan jalur produksi dan pemerintah membayar peralatan tambahan. Dalam waktu empat bulan, perusahaan-perusahaan meningkatkan produksi dari 2 juta menjadi 20 juta unit per hari, memungkinkan pulau itu menjatah dan mendistribusikan masker kepada penduduk secara teratur.

"Kami akan menggunakan pengalaman menyimpan masker wajah untuk membangun rantai pasokan kebutuhan lain. Pemerintah akan mengambil peran yang lebih aktif dalam membangun stok barang strategis untuk menstabilkan pasokan dan harga pasar," ujarnya.

Bagi beberapa perusahaan dalam negeri, pandemi telah menjadi rejeki nomplok. Saham Apex Medical Corp, yang membuat ventilator, mendekati level tertinggi empat tahun.

Saham pemasok topeng KNH Enterprise Co. dan Universal Incorporation memperpanjang kenaikan mereka setelah Taiwan mencabut larangan ekspor masker selama berbulan-bulan di bulan Juni.

Penyimpanan tepung, minyak kedelai, makanan kaleng, mie instan, dan kertas toilet akan ditingkatkan dari pasokan saat ini, yang diperkirakan oleh Kementerian Ekonomi akan berlangsung satu hingga tiga bulan.

Cadangan minyak 90 hari saat ini sudah mencukupi, tetapi CPC Corporation yang didukung negara dapat diminta untuk meningkatkan impor gas alam. Agen-agen lain akan mempelajari cadangan mereka dan bersiap untuk memperoleh lebih banyak.

Dalam pidatonya, Presiden Tsai Ing-wen mengatakan inisiatif ini akan menjadi salah satu dari enam prioritas ekonomi Taiwan. Selama empat tahun ke depan, katanya, pulau itu akan membangun industri persediaan strategis yang dapat memastikan penyediaan pasokan kritis yang stabil.

Dokter, ahli epidemiologi, dan ahli virologi telah memperingatkan bahwa pandemi seperti Covid-19 cenderung menjadi lebih umum di masa depan. Diperkirakan 650.000 hingga 840.000 penyakit hewan memiliki kapasitas untuk menginfeksi dan membuat manusia sakit.

Inisiatif penimbunan Taiwan juga akan mendukung pulau jika terjadi bencana alam seperti pandemi yang diperkirakan akan semakin sering terjadi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper