Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah survei menyebutkan hanya tiga dari 53 negara di dunia yang menilai Amerika Serikat mampu lebih berhasil mengatasi Covid-19 dibandingkan China.
Dilansir The Guardian, Senin (15/6/2020), survei oleh Dalia Research (Jerman) dan Alliance of Democracies Foundation (Denmark) mengungkap sebuah polling yang diikuti oleh 120.000 partisipa dari 53 negara.
Yunani (89 persen), Taiwan (87 persen), Irlandia (87 persen), Korea Selatan, Australia dan Denmark (semuanya 86 persen) menjadi negara paling puas dengan kinerja pemerintah mereka dalam mengendalikan virus corona. Di bagian bawah skala adalah Brasil, Prancis, Italia, AS, dan Inggris.
Hanya sepertiga partisipan mengatakan AS merespons dengan baik terhadap Covid-19. Namun, survei yang sama menunjukkan lebih dari 60 persen responden mengatakan respons China baik. Sepertiga responden tersebut berasal dari Taiwan, AS dan Korea Selatan.
Berkaca dari ketidakpopuleran Donald Trump di kancah global, membuat hanya sepertiga orang Eropa percaya bahwa AS menjadi kekuatan positif untuk mendukung demokrasi global. Bahkan setengah responden percaya bahwa AS punya dampak yang buruk.
Figur positif AS terus menurun hingga 4 persen dibandingkan dengan survei yang sama pada tahun lalu.
Baca Juga
survei ini dirilis seiring bakal diselenggarakannya konferensi penting terkait dengan masa depan demokrasi yang akan menghadirkan salah satunya Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, mantan Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan aktivis demokrasi asal Hong Kong Joshua Wong.
The Copenhagen Democracy Summit 2020 yang merupakan acara tahunan ini akan digelar secara virtual pada 18-19 Juni 2020.
Sementara itu, dalam hasil wawancara yang dilakukan oleh South China Morning Post dengan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, dia mengungkapkan bahwa tidak setuju atas klaim AS yang mengatakan China bertanggung jawab terhadap merebaknya Covid-19.
"[Sekarang] orang-orang banyak mendukungnya, itu akan menjadi bencana," katanya.
Menurutnya, peperangan memperebutkan kursi presiden di AS telah memperburuk ketegangan antara AS dan China. Selain itu, mantan Wakil Presiden AS Joe Biden dinilai Mahathir lebih masuk akal dalam mengungkapkan empatinya atas kericuhan ras kulit hitam di AS baru-baru ini.