Bisnis.com, JAKARTA — Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melaporkan angka kematian tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur yakni sebanyak 16 orang pada hari ini, Rabu (10/6/2020).
Angka itu terbilang tinggi jika dibandingkan dengan data kematian Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 2 orang.
Berdasarkan hasil rekapitulasi Kementerian Kesehatan, Provinsi Jawa Timur mencatatkan jumlah kematian sebanyak 530 orang sejak akhir Maret lalu.
Di sisi lain, Provinsi DKI Jakarta, secara akumulatif melaporkan terdapat 535 pasien positif Covid-19 yang meninggal.
Dengan demikian, laporan data kematian Covid-19 milik Provinsi Jawa Timur berjarak tipis yakni lima korban jiwa dari Provinsi DKI Jakarta.
“Hari ini Jawa Timur melaporkan pertambahan kasus positif sebanyak 273 dan ada 97 orang yang sembuh,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto saat memberi keterangan pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta.
Baca Juga
Yuri juga menggarisbawahi pertambahan kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta sebanyak 157 orang dan disertai 146 pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh.
"Penambahan ini disebabkan tracing agresif sehingga penambahan kasus yakni spesimen yang diterima tidak didominasi dari RS tetapi dari puskesmas atau dinas kesehatan," ujar Yuri.
Sejumlah praktisi kesehatan, akademisi, dan profesional yang tergabung dalam kelompok relawan Kawal Covid-19 mensinyalir angka kematian terkait dengan Covid-19 di Provinsi Jawa Timur lebih tinggi ketimbang angka yang diumumkan oleh pemerintah.
Dugaan itu berdasarkan pada hasil investigasi Kawal Covid-19 atas data-data pelaporan setiap provinsi ihwal Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan Pasien positif Covid-19.
Kawal Covid-19 menemukan terdapat 714 Pasien Dalam Pengawasan atau PDP yang meninggal di Provinsi Jawa Timur, berdasarkan pada tabulasi data pelaporan pada Senin (8/6/2020) lalu.
Salah seorang relawan Kawal Covid-19 menuturkan, temuan ini mengindikasikan angka meninggal terkait dengan kasus Covid-19 cenderung lebih tinggi dari pada data yang disampaikan pemerintah saat ini.
Dengan kata lain, dia menerangkan, ada kemungkinan kelompok ini teridentifikasi meninggal sebagai kasus positif Covid-19.