Bisnis.com, TANGERANG SELATAN- Dunia musik Indonesia hari ini ditinggalkan seorang musisi senior, Benny Likumahuwa.
Musisi senior Benny Likumahuwa meninggal dunia akibat penyakit diabetes yang sudah dideritanya sejak dua tahun lalu.
Hal tersebut diungkapkan sang anak Barry Likumahuwa di rumah duka, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (9/6/2020). Menurut Barry, kondisi sang ayah terus menurun sejak April lalu.
"Kondisinya menurun karena punya masalah dengan diabetes dan ginjalnya juga, jadi papa udah cuci darah dari 2018 cuma masih bisa beraktivitas. Yang paling bikin dia drop itu saat PSBB sih," kata Barry.
Sejak pandemi Covid-19, Barry mengaku jarang bertemu dengan ayahnya demi menghindari kemungkinan membawa virus jika datang ke rumah.
Namun, kondisi Benny terus menurun selama PSBB hingga akhirnya menghembuskan napas pada pukul 08.30 WIB hari ini.
"Jadi lama banget saya belum bisa ke sini, makin menurun April, Mei dan Juni. Kita juga enggak mau paksain karena perjalanannya sudah panjang, kehidupannya juga udah luar biasa banget jadi saya merelakan aja karena ini pasti yang terbaik," jelas Barry.
"Mama saya sama kakak saya yang perempuan [yang menemani]. Hari Sabtu kemarin masih ketemu, kita makan bareng, dia semangat makan, kemarin malem dan hari minggu masih video call. Kalau ngobrol terakhir hari minggu tapi semalem udah enggak sadar, karena saya pikir pengaruh obat soalnya emang jadwalnya dia cuci darah," ujar Barry.
Benny Likumahuwa akan dimakamkan besok, 10 Juni 2020 di Tempat Pemakaman Umum daerah Jombang, Tangerang Selatan.
Musisi Jazz
Benny Likumahuwa lebih dikenal sebagai musisi jazz. Musisi kelahiran Kediri, Jawa Timur, 18 Juni 1946 ini adalah kakak dari almarhum Utha Likumahuwa.
Dikutip dari wikipedia, Benny mulai mengenal musik dari ibunya. Sejak remaja ia belajar musik dan not balok secara otodidak. Awalnya dia memainkan bongo, kemudian mengganti instrumennya dengan bass sebagai alat musik utamanya.
Ketika Benny mulai tertarik dengan musik jazz, dia mengganti instrumennya dengan clarinet, kemudian saksofon, ia juga belajar meniup trombon.
Pada tahun 1966 Benny bergabung dengan Cresendo Band dari Bandung. Kira-kira tahun 1968 Benny bergabung dengan The Rollies dan sempat recording untuk Polygram di Singapura serta tour keliling Indonesia.
Benny juga bermain dalam berbagai band di klub-klub malam kota Bangkok, kemudian dia membentuk The Augersindo dan bermain keliling di negara-negara Asia.
Lalu ia kembali lagi ke Jakarta bergabung dengan The Jazz Raiders, Jack Lesmana Combo, Trio ABC (Abadi Soesman, Benny Likumahuwa, dan Candra Darusman). Kemudian pada tahun 1980 Benny bergabung lagi bersama Ireng Maulana All Star. Di samping itu Benny juga bermain secara freelance dengan kelompok jazz lainnya.
Benny banyak berpartisipasi dalam festival Jazz,antara lain The Singapore Jazz Festival tahun 1986, The Jakarta Jazz Festival tahun 1988, The North Sea Jazz Festival tahun 1990 yang berada di Belanda, The Asean Jazz Festival di Kuala Lumpur tahun 1992, dan Malaysia Jazz Festival pada tahun 1994.
Tahun 1996 ia membentuk Benny Likumahuwa Big Band yang bermain di Jakarta, Surabaya, Bali kemudian ia rekaman untuk ketiga kalinya pada tahun 1999 di The Lion Studio-S’pore untuk Sangaji Music Co.
Masih banyak catatan panjang tentang aktivitas bermusik Benny Likumahuwa. Kehadiran Benny telah mewarnai dunia musik Indonesia, musik jazz salah satunya.