Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Taro Aso Ungkap Rahasia Lawan Covid-19, Publik Jepang Dongkol

Menteri Keuangan Jepang Taro Aso ungkap keberhasilan mengendalikan sebaran Covid-19.
Para pejalan kaki di Shibuya, Tokyo, Jepang, pada 26 Maret 2020 mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona jens Covid-19./Bloomberg/Kiyoshi Ota
Para pejalan kaki di Shibuya, Tokyo, Jepang, pada 26 Maret 2020 mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona jens Covid-19./Bloomberg/Kiyoshi Ota

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Jepang Taro Aso menilai keberhasilan Negeri Sakura melawan pandemi virus corona (Covid-19) merupakan buah dari standar budaya yang lebih tinggi. Namun, komentar ini menarik kritik dari publik.

Menurut Menkeu Taro Aso, keberhasilan Jepang melawan virus mematikan tersebut tanpa memberlakukan lockdown yang ketat disebabkan oleh "standar budaya" penduduk negara ini yang berbeda dari negara lain.

“Negara-negara lain telah menghubungi saya dan bertanya apakah kami satu-satunya yang memiliki obat untuk melawan virus itu atau semacamnya,” tutur Aso pada Kamis (4/6/2020), menjawab pertanyaan dari seorang anggota parlemen tentang reputasi Jepang yang berhasil mengatasi pandemi ini.

“Ketika saya memberi tahu mereka bahwa ‘level standar budaya negara kami berbeda dengan negara kalian semua’, mereka tidak dapat berkata-kata. Itu cara paling sederhana untuk mengakhiri pertanyaan,” terang Aso, seperti dilansir melalui Bloomberg.

Pernyataan Aso, yang mengundang riuh tawa hadirin dalam pertemuan tersebut, disampaikan dalam konteks ketidakmampuan Jepang untuk menegakkan lockdown keras karena ketentuan kebebasan sipil dalam konstitusi.

Pejabat pemerintah Jepang hanya bisa meminta masyarakat untuk tinggal di rumah dan mendesak kegiatan bisnis untuk ditutup.

Kendati kurang memberlakukan langkah-langkah yang ketat, Jepang mencatat angka kasus infeksi virus corona yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan negara-negara lain yang tergabung dalam G-7, yakni sekitar 7 kematian per juta.

Tidak hanya Jepang, beberapa negara di Asia yaitu Taiwan dan Korea Selatan melaporkan angka kematian yang lebih rendah.

Sayangnya, tidak semua pihak setuju dengan bagaimana Aso berkomentar. Media sosial pun ramai, terutama mengingat protes yang tengah berlangsung di Amerika Serikat merespons kebrutalan dan rasisme pihak kepolisian.

“Kata-kata itulah yang seharusnya tidak Anda katakan saat ini,” tulis pakar ilmu saraf, Kenichiro Mogi, di Twitter.

Seorang ahli penyakit menular di Jepang bernama Kentaro Iwata, yang sempat menjadi pemberitaan karena mengkritik penanganan birokrat kapal pesiar Diamond Princess pada Februari, terdengar jengkel.

“Yah, tentu saja mereka tidak dapat berkata-kata,” ucap Iwata.

Politisi oposisi, Renho Murata, juga mengecam pernyataan itu. "Kamu pikir kamu siapa, Menteri Aso? Saya tidak ingin Anda berkomentar kepada dunia sebagai Menteri Keuangan Jepang.”

Dengan kritik yang bertubi-tubi mendatanginya, Aso pada Jumat (5/6/2020) menjelaskan bahwa komentar itu dimaksudkan untuk mengatakan bahwa Jepang harus bangga dengan kemampuan melawan virus itu tanpa paksaan.

“Beberapa negara lain bergulat untuk melakukannya bahkan dengan kontrol yang lebih ketat. Komentar-komentar saya tidak dimaksudkan untuk meremehkan bangsa lain,” papar Aso.

Aso diketahui telah beberapa kali melakukan blunder dalam perkataan selama karir politiknya. Ia pernah mengatakan Jepang dapat belajar dari Nazi tentang bagaimana mengubah konstitusi.

Wakil Perdana Menteri Jepang ini juga pernah dikritik karena tanggapannya terhadap kasus pelecehan seksual di dalam kementeriannya sendiri, dan mengatakan bahwa orang yang tidak memiliki anak meningkatkan beban kesejahteraan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper