Bisnis.com, JAKARTA – Dokter Hu Weifeng akhirnya meninggal dunia setelah berjuang melawan infeksi Corona selama hampir lima bulan.
Dokter Wu adalah salah satu dokter di Wuhan yang terinfeksi virus Corona. Ia sempat mengalami perubahan warna kulit saat menjalani pengobatan.
Warna kulit dokter Hu berubah menjadi gelap saat menjalani perawatan atas infeksi yang dialaminya.
Penggunaan antibiotik diduga menjadi penyebab perubahan warna kulit dokter Hu selama menjalani perawatan, kata seorang juru bicara.
Adapun kematian dokter Hu diberitakan karena komplikasi akibat infeksi virus Corona.
Dikutip dari dailymail.co.uk, warna kulit dokter Hu tiba-tiba menjadi gelap setelah dirinya sakit akibat infeksi virus Corona.
Baca Juga
Dokter Hu tertular virus dari tempatnya bekerja pada Januari lalu dan sempat menjalani perawatan di unit perawatan intensif selama lebih dari satu bulan.
Dokter Hu merupakan seorang ahli urologi. Ia adalah kolega mendiang pelapor Covid-19 Li Wenliang. Seperti diketahui, Li sempat mendapat teguran dari pihak kepolisian karena membunyikan alarm virus sebelum akhirnya meninggal dunia karena penyakit tersebut.
Hu dan Li bekerja di Rumah Sakit Pusat Wuhan. Di rumah sakit ini setidaknya lima pekerja medis meninggal karena Corona.
Daily mail menyebutkan bahwa pihak rumah sakit belum mengomentari soal kematian dokter Hu.
Sementara itu, bbc.com menyebutkan dokter Hu Weifeng meninggal pada 2 June, setelah sekitar empat bulan bertarung melawan Covid-19.
Daily mail menambahkan, seorang juru bicara sebelumnya mengatakan warna kulit dokter Hu yang abnormal disebabkan antibiotik yang diterimanya selama perawatan.
Selain doktrer Hu, dokter Yi Fan juga dilaporkan mengalami perubahan warna kulit terkait perawatan akibat Covid-19. Kini dokter Yi Fan telah pulih sepenuhnya.
Dokter Yi dan dokter Hu, keduanya berusia 42 tahun, terinfeksi virus Corona baru saat merawat pasien di Rumah Sakit Pusat Wuhan pada pertengahan Januari.
Berdasar rekaman yang dirilis Stasiun TV Beijing, kedua petugas medis itu sempat terbaring di ranjang Rumah Sakit Tongji Wuhan dengan warna kulit menjadi gelap pada 6 April.
Prof Duan Jun, wakil direktur Departemen Pengobatan Perawatan Kritis di Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang, mengatakan tim medis telah memberi dokter Yi dan dokter Hu Polymyxin B, antibiotik pilihan terakhir, selama perawatan mereka.
Duan mengatakan obat itu telah menyebabkan hiper-pigmentasi di tubuh kedua dokter tersebut. Meski begitu, kondisinya akan perlahan-lahan menghilang ketika mereka pulih, demikian kliping briefing yang disiarkan televisi.
Sebelumnya, para dokter berpikir bahwa warna kulit dokter Hu dan dokter Yi yang abnormal disebabkan ketidakseimbangan hormon setelah virus merusak hati keduanya.
Dalam berita ini tidak ada konfirmasi maupun sanggahan resmi dari pihak China.