Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan-perusahaan Amerika Serikat pada Mei 2020 lebih rendah dari perkiraan sejumlah pakar.
Seperti dilaporkan Automatic Data Processing (ADP), sepanjang Mei total karyawan yang mendapat PHK di AS berkisar 2,76 juta orang. Dari jumlah tersebut, komposisi terbesar berasal dari perusahaan besar, dengan perkiraan 1,6 juta PHK. Sementara, sektor dengan PHK terbanyak adalah industri manufaktur dengan jumlah 719.000 karyawan.
Kendati masih tergolong tinggi, angka itu lebih rendah dari prediksi 8,75 juta PHK yang dipublikasikan Dow Jones pada awal bulan. Prediksi tinggi juga sempat dipaparkan Refinitiv, yakni 9 juta PHK.
"Angkanya lebih bagus dari yang saya kira, dalam konteks positif. Ini adalah kabar baik, yang benar-benar membuat kami ingin mencermati lagi apa penyebabnya," ujar penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett seperti diwartakan Bloomberg, Rabu (3/6/2020).
Sebagai catatan, jumlah PHK pada Mei ini juga menurun tinimbang bulan sebelumnya. Pada April 2020, total PHK di Negeri Paman Sam ditaksir menembus angka 19,6 juta karyawan.
Peneliti ADP Ahu Yildirmadz berkata meski angkanya menurun, bukan berarti AS dalam kondisi bagus. Sebab, dari keseluruhan korban PHK pada bulan April, masih banyak yang hingga kini belum mendapat pekerjaan baru.
Baca Juga
"Dampak krisis Covid-19 ini berlanjut di dunia usaha, skala besar maupun kecil. Di saat bersamaan sektor ketenagakerjaan sulit menghindari efek pandemi. Puncak PHK memang terjadi pada bulan April, tapi tantangan saat ini adalah bagaimana membuka kembali perekonomian."
Menurut data Johns Hopkins University, hingga Rabu (3/6/2020) Covid-19 sudah menginfeksi 1,87 juta orang di AS. Dari angka tersebut, 421.000 lebih orang dinyatakan sembuh, dan jumlah korban meninggal sudah melampaui 108.000 jiwa.