Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buntut Kematian George Floyd: AS Rusuh, Lima Polisi Tertembak

Kondisi Amerika Serikat kian memburuk. Lima polisi dilaporkan tertembak di tengah keberingasan massa yang terpicu kematian George Floyd akibat ditindih kaki anggota polisi kulit putih.
Ilustrasi-Suasana kerusuhan di Amerika Serikat/Antara
Ilustrasi-Suasana kerusuhan di Amerika Serikat/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Aksi Kekerasan dan penjarahan terus menyebar cepat di kota-kota AS. Sementara itu Presiden Donald Trump menghadapi kritik pedas karena menggunakan kekuatan militer di luar Gedung Putih untuk mengusir para pendemo atas ketidakadilan rasial.

Aksi protes terbesar dalam satu generasi itu telah mengubah aksi koalisi multiras dan aksi damai itu menjadi beringas. Mereka turun ke jalan-jalan selama seminggu terakhir setelah seorang warga kulit hitam George Floyd tewas akibat polisi kulit putih menindih bagian leher korban dengan kaki.

Beberapa pertokoan di jalan utama New York dijarah Senin malam waktu setempat, termasuk pusat perbelanjaan Macy.

Setidaknya lima perwira polisi AS terkena tembakan, menurut polisi dan media. Insiden itu terjadi beberapa jam setelah Presiden Donald Trump berjanji menggunakan kekuatan militer untuk menghentikan kerusuhan.

Trump kian memicu kemarahan dengan berpose di sebuah gereja sambil memegangi sebuah Alkitab. Sementara pada saat yang sama petugas keamanan menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membuka jalan bagi Trump setelah dia membuat pernyataan di Gedung Putih.

Dinas Rahasia AS, yang ditugasi melindungi presiden, menutup jalan-jalan di sekitar Gedung Putih, menurut laporan media seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (3/6/2020).

Semenfara itu, TheGuardian.com melaporkan calon presiden AS Joe Biden berjanji untuk "memulihkan rasisme sistemik" jika dia terpilih sebagai presiden. Secara khusus Bidden menyebutkan undang-undang melarang polisi untuk menyiksa orang.

Calon presiden dari Partai Demokrat itu berupaya menarik empati publik yang membedakan dirinya dengan Trump.

“Presiden Amerika Serikat harus menjadi bagian dari solusi, bukan jadi masalah. Presiden hari ini adalah bagian dari masalah dan memicu kerusuhan,” kata Bidden.

Namun, mantan wakil presiden di era Barack Obama itu menjelaskan bahwa masalah-masalah negara tidak akan berakhir hanya dengan mengalahkan Trump.

"Sejarah Amerika bukan dongeng," kata Biden yang menggambarkan kenyataan pahit bahwa rasisme telah lama memecah Amerika Serikat.Bidden menegaskan dirinya tidak menggunakan isu ras untuk kepentingan politik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Sumber : ChannelNewsAsia.com/TheGuardian.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper