Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Floyd: Pemerintah Hong Kong Serang AS Soal Aksi Demonstrasi

Pemerintahan Donald Trump diketahui secara vokal mendukung demonstrasi yang diwarnai kekerasan di pusat keuangan Asia itu sepanjang tahun lalu. Sedangkan, dalam aksi massa menolak rasisme di AS belakangan ini, Trump menegaskan pemerintah menentang kekerasan.
Chief Executive Hong Kong Carrie Lam berbicara dalam konferensi pers di Hong Kong, China, Sabtu (15/6/2019)./Reuters-Athit Perawongmetha
Chief Executive Hong Kong Carrie Lam berbicara dalam konferensi pers di Hong Kong, China, Sabtu (15/6/2019)./Reuters-Athit Perawongmetha

Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin Hong Kong mengecam AS karena menerapkan standar ganda dalam menangani demonstrasi.

Pemerintahan Donald Trump diketahui secara vokal mendukung demonstrasi yang diwarnai kekerasan di pusat keuangan Asia itu sepanjang tahun lalu. Sedangkan, dalam aksi massa menolak rasisme di AS belakangan ini, Trump menegaskan pemerintah menentang kekerasan.

"Lihatlah bagaimana pemerintah daerah di AS menangani kekacauan dan sikap apa yang mereka ambil pada tingkat kekacauan yang serupa di Hong Kong tahun lalu," kata Kepala Pemerintahan Hong Kong Carrie Lam seperti dilansir Bloomberg, Selasa (2/6/2020).

Lam mengatakan, AS telah menerapkan standar ganda antara keamanan nasional di negerinya sendiri dan situasi Hong Kong.

Hari ini Lam membahas kemungkinan sanksi AS atas undang-undang keamanan nasional yang diterapkan Beijing.

Lam mengatakan tidak ada pembenaran apa pun bagi pemerintah asing mana pun untuk menerapkannya di Hong Kong.

"Untuk saat ini, saya belum melihat atau mendengar detail dari administrasi AS. Sikap saya adalah menunjukkan kepada pemerintah Amerika, dan pemerintah lain, bahwa mereka akan melukai kepentingan mereka sendiri di Hong Kong," tambahnya.

Lam sebelumnya menghadapi protes antipemerintah karena rencana China untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional yang memicu kemarahan publik.

Presiden Donald Trump berjanji mencabut beberapa hak istimewa perdagangan khusus kota itu dan menjatuhkan sanksi terhadap pejabat China dan Hong Kong yang terlibat langsung atau tidak langsung dalam mengikis otonomi kota itu.

AS, yang telah mengeluarkan legislasi bipartisan yang mendukung kubu prodemokrasi Hong Kong, kini dilanda kerusuhan yang dipicu oleh kematian warga Afrika-Amerika bernama George Floyd di tangan seorang polisi kulit putih di Minneapolis.

Pendukung Lam di Beijing telah mengambil kesempatan itu untuk menyerang pemerintahan Trump atas demonstrasi dalam beberapa hari terakhir.

Agen propaganda China menunjukkan adegan-adegan bangunan yang terbakar, respons keras polisi dan para demonstran mengecam pemerintah di AS.

Awal pekan ini, polisi Hong Kong untuk pertama kalinya melarang orang berkumpul untuk memperingati tindakan keras 1989 terhadap aktivis di Lapangan Tiananmen Beijing, hari yang biasanya menjadi titik awal demonstrasi.

Penyelenggara demonstrasi mengatakan pihaknya berencana untuk mengadakan acara secara online.

Lam mengatakan Hong Kong berhati-hati tentang langkah-langkah pelonggaran sosial terkait virus corona lebih lanjut setelah penemuan sekelompok kasus virus baru.

Pemerintah akan membuat pengumuman tentang masalah ini sesegera mungkin, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Sebelumnya, kota ini telah melihat keberhasilan relatif dalam menahan penyebaran pandemi, dan perlahan-lahan kembali ke situasi normal dalam beberapa pekan terakhir.

Namun, ketika bagian-bagian dunia mulai dibuka kembali setelah penutupan yang disebabkan oleh virus, Lam memperingatkan bahwa pemerintah tidak boleh mengambil langkah-langkah yang selanjutnya akan merusak ekonomi global.

Dewan Eksekutif penasihat Hong Kong setuju untuk memperluas langkah-langkah pencegahan virus Corona, termasuk pembatasan perbatasan dan batas pengumpulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper