Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Untuk Pertama Kali, Tak Ada Kunjungan Wisman ke Sumsel

Kunjungan wisman ke Sumsel terus merosot sejak Februari 2020 dan mencapai titik terendah pada April 2020 akibat penutupan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II.
Jembatan Musi IV yang menghubungkan Jalan Slamet Riyadi di Seberang Ilir dan Jalan K.H Azhari di Seberang Ulu Kota Palembang./Istimewa
Jembatan Musi IV yang menghubungkan Jalan Slamet Riyadi di Seberang Ilir dan Jalan K.H Azhari di Seberang Ulu Kota Palembang./Istimewa

Bisnis.com, PALEMBANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Selatan mencatat tidak ada wisatawan mancanegara atau wisman yang datang ke Sumsel sepanjang April 2020.

Nihilnya jumlah wisman yang berkunjung ke Sumsel lantaran semua penerbangan langsung internasional di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II ditutup akibat pandemi Covid-19.

Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih mengatakan absennya wisman pertama kali dialami sektor pariwisata di Sumsel.

“Iya ini pertama kali, bukan hanya Sumsel saja tapi Indonesia juga. Sebelum bandara ditutup sudah turun 50 persen sekarang betul-betul kosong,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (3/6/2020).

Endang mengatakan jika melihat data BPS pada periode yang sama pada tahun lalu, wisman yang berkunjung ke Sumsel bisa mencapai 1.409 orang. 

Wisatawan itu mayoritas berasal dari Malaysia sebanyak 897 orang, sisanya berasal dari negara tetangga lainnya, Singapura, Korea Selatan dan Tiongkok.

Sementara kunjungan wisman ke Sumsel terus merosot sejak Februari 2020, di mana pada saat itu masih ada 842 wisman yang berkunjung, kemudian turun menjadi 448 orang dan menyentuh titik terendah saat bandara ditutup pada April 2020.

Secara kumulatif, kata Endang, kunjungan wisman ke Sumsel telah anjlok 57,77 persen pada periode Januari—April 2020 (year on year).

Sepinya turis asing ke Sumsel juga dibarengi dengan penurunan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di provinsi tersebut.

Dia mengatakan TPK hotel berbintang di Sumsel pada April 2020 tercatat sebesar 19,43 persen, atau turun 20,43 poin dibanding TPK hotel pada Maret 2020 yang sebesar 39,86 persen. 

Sementara itu, bila diamati menurut klasifikasi hotel, kata Endang, ternyata pada bulan April 2020 TPK hotel bintang lima mencapai 28,86 persen dan merupakan TPK hotel tertinggi dibandingkan kelas hotel berbintang lainnya.

 “Sedangkan TPK hotel terendah adalah hotel bintang tiga yang hanya sebesar 17,20 persen,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dinda Wulandari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper