Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Australia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya dan target imbal hasil ketika kegiatan perekonomian di Negeri Kanguru perlahan kembali dibuka.
Seperti yang telah diantisipasi, Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Philip Lowe mempertahankan suku bunga dan target imbal hasil tiga tahun di rekor level terendah 0,25 persen dalam pertemuan kebijakan yang berakhir Selasa (2/6/2020).
Otoritas moneter Australia tersebut dengan tajam mengurangi pembelian obligasi pada Mei seiring dengan meredanya gejolak di pasar keuangan dan berkurangnya kasus infeksi virus corona (Covid-19). Sementara itu, indeks kepercayaan konsumen dilaporkan menanjak pada Selasa (2/6) selama sembilan pekan berturut-turut.
“Ada kemungkinan bahwa dalamnya penurunan [ekonomi] akan lebih kecil dari yang diperkirakan sebelumnya,” ujar Lowe dalam sebuah pernyataan pascapertemuan, seperti dilansir dari Bloomberg.
“Pelonggaran kebijakan fiskal dan moneter yang substansial, terkoordinasi dan belum pernah terjadi sebelumnya di Australia membantu perekonomian melalui periode yang sulit ini. Kemungkinan dukungan fiskal dan moneter ini akan diperlukan untuk beberapa waktu,” tambahnya.
Menyusul keputusan tersebut, nilai tukar dolar Australia mampu sedikit menguat dan diperdagangkan di level 67,91 sen AS pada pukul 2.55 siang waktu Sydney.
Baca Juga
Meski prospek telah membaik, rilis data selanjutnya kemungkinan akan menunjukkan dampak penuh penutupan (shutdown). Tingkat pengangguran diperkirakan akan meningkat lebih lanjut. Oleh karenanya, pemerintah dan RBA perlu menjaga narasi positif guna menghindari sentimen tergelincir lagi.
Meski hampir 600.000 pekerjaan hilang pada bulan April, tingkat pengangguran hanya naik menjadi 6,2 persen. RBA memperkirakan tingkat pengangguran akan naik menjadi sekitar 10 persen pada bulan Juni, tetapi di bawah level yang bisa tercapai jika bukan karena program pemerintah yang membuat pekerja terikat pada perusahaan.
“Laju infeksi baru telah menurun secara signifikan dan beberapa pembatasan telah berkurang lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya,” lanjut Lowe.
“Ada tanda-tanda bahwa jam kerja mulai stabil pada awal Mei, setelah penurunan yang sangat tajam sebelumnya. Ada juga peningkatan dalam beberapa bentuk pengeluaran konsumen,” jelasnya.
Pasar saham dan nilai tukar dolar Australia telah menguat setelah pihak otoritas melancarkan upaya untuk membendung virus corona serta mengumumkan pembukaan kembali kegiatan ekonomi secara bertahap.
Dolar Australia telah melonjak sekitar 18 persen sejak 19 Maret, ketika RBA memangkas suku bunga ke batas bawahnya dan mulai membeli obligasi pemerintah.