Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengeluaran Konsumen AS Anjlok, Stimulus Dorong Penghasilan

Data Departemen Perdagangan AS yang dirilis Jumat (29/5/2020) menunjukkan pengeluaran rumah tangga merosot 13,6 persen pada April 2020 dari bulan sebelumnya.
New York, wilayah paling parah dihantam pandemi corona./Bloomberg
New York, wilayah paling parah dihantam pandemi corona./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pengeluaran konsumen Amerika Serikat turun tajam bulan lalu setelah pandemi virus corona jenis Covid-19 menghentikan pembelian barang dan jasa dalam jumlah besar.

Data Departemen Perdagangan AS yang dirilis pada Jumat (29/5/2020) menunjukkan pengeluaran rumah tangga merosot 13,6 persen pada April 2020 dari bulan sebelumnya.

Tak hanya lebih tajam dari estimasi median penurunan sebesar 12,8 persen oleh para ekonom dalam survei Bloomberg, penurunan pada April adalah yang paling tajam dalam pencatatan sejak 1959.

Dengan menurunnya pengeluaran, tingkat tabungan pribadi melonjak ke rekor 33 persen dari 12,7 persen, demikian dilansir Bloomberg.

Di sisi lain, penghasilan dilaporkan membukukan rekor kenaikan 10,5 persen, berbanding terbalik dengan perkiraan penurunan sebesar 5,9 persen, didukung pembayaran pemulihan ekonomi oleh pemerintah federal yang disalurkan berdasarkan UU CARES (Coronavirus Aid, Relief, and Economic Security Act).

Tunjangan sosial pemerintah yang disediakan pada April tercatat US$3 triliun secara tahunan, meningkat dari US$70,2 miliar pada bulan sebelumnya.

Sementara itu, indeks harga konsumen oleh Federal Reserve naik 0,5 persen dari tahun sebelumnya, laju paling lambat sejak 1961 dan jauh di bawah target 2 persen bank sentral AS tersebut, serta indeks harga konsumen (IHK) inti naik 1 persen.

Meski penggantian pendapatan membantu konsumen dan warga AS perlahan-lahan kembali melakukan pembelian, ekonom memperkirakan memakan waktu setidaknya setahun sebelum pengeluaran konsumen pulih ke level pra-Covid-19, terutama tanpa adanya vaksin atau pengobatan yang signifikan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper