Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jutaan Data di KPU Diduga Bocor Dibobol Hacker

Jutaan data warga di Komisi Pemilihan Umum diduga bocor diretas pihak yang belum diketahui dengan pasti.
Jutaan data warga di Komisi Pemilihan Umum diduga bocor diretas pihak yang belum diketahui dengan pasti./Ilustrasi-youtube
Jutaan data warga di Komisi Pemilihan Umum diduga bocor diretas pihak yang belum diketahui dengan pasti./Ilustrasi-youtube

Bisnis.com, JAKARTA - Jutaan data warga di Komisi Pemilihan Umum diduga bocor diretas pihak yang belum diketahui dengan pasti.

Komisi Pemilihan Umum mengaku sedang melakukan pengecekan lebih lanjut atas keamanan server data miliknya.

Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Viryan Azis di Jakarta, Jumat (22/5/2020), mengatakan bahwa KPU langsung mengecek data internal mereka sejak adanya klaim peretasan tersebut.

"KPU RI sudah bekerja sejak tadi malam menelusuri berita tersebut lebih lanjut, melakukan cek kondisi internal (server data) dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, informasi lebih lanjut akan disampaikan kemudian," kata Viryan Azis.

Terkait dengan unggahan salah satu akun media sosial mengenai kebocoran data pemilih itu, menurut Viryan, data tersebut merupakan soft file dari daftar pemilih tetap Pemilu 2014.

"Soft file data KPU tersebut (format pdf) dikeluarkan sesuai dengan regulasi dan untuk memenuhi kebutuhan publik bersifat terbuka. Picture ini berdasarkan meta datanya tanggal 15 November 2013," kata Viryan.

Menyinggung soal jumlah daftar pemilih tetap pada Pemilu Presiden 2014, Viryan mengatakan bahwa data itu tidak sampai 200 juta jiwa, tetapi 190 juta jiwa.

Sebelumnya, pada Kamis (21/5) peretas mengklaim telah membobol 2,3 juta data warga Indonesia dari KPU.

Informasi itu datang dari akun @underthebreach yang sebelumnya mengabarkan kebocoran data ecommerce Tokopedia di awal bulan ini.

"Aktor (peretas) membocorkan informasi 2.300.000 warga Indonesia. Data itu termasuk nama, alamat, nomor ID, tanggal lahir, dan lainnya," cuit @underthebreach.

Akun itu juga menyebutkan bahwa data tersebut tampaknya merupakan data tahun 2013. Tidak hanya itu, peretas juga mengklaim akan membocorkan 200 juta data lainnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper