Bisnis.com, JAKARTA - Kegigihan para dokter di Tanah Air ketika berjuang membentengi masyarakat dari Pandemi Corona (Covid-19) seolah kembali membuka memori tentang kiprah mahasiswa kedokteran mendirikan Budi Utomo, yang kemudian dikenal sebagai Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei.
Tepat 112 tahun yang lalu, sembilan mahasiswa sekolah kedokteran STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen) mendirikan organisasi Budi Utomo untuk memperjuangkan hak-hak kaum pribumi atau rakyat jelata mendapatkan pendikan yang setara dengan kaum priyayi atau kaum elit.
Kampus STOVIA yang dikenal sebagai sekolah elit untuk mencetak calon-calon dokter kala itu membara dengan kehadiran Budi Utomo, yang kemudian dinobatkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei.
Tepat 111 tahun 9 bulan sejak kelahiran Budi Utomo 20 Mei 1908, kasus pertama Virus Corona diumumkan pemerintah pada 2 Maret 2020.
Hanya dalam waktun 79 hari hingga Selasa (19/5/2020), kasus positif Corona di Indonesia sudah menyentuh angka 18.496 pasien.
Semua elemen bangsa berjibaku memerangi Pandemi Corona tersebut. Tanpa mengecilkan peranan semua elemen, para dokter dibantu tenaga medis saat ini berada di garis terdepan menangani para pasien Corona.
Tidak sedikit dokter yang kehilangan nyawa di tengah perjuangan melawan Pandemi Corona. Hingga akhir April 2020, tercatat 25 dokter meninggal terkait Pandemi Corona.
Kalaupun lebih banyak dokter yang masih selamat ketika berjuang membentengi masyarakat dari Pandemi Corona, mereka harus berjuang mengantasi rasa rindu dengan keluarga atau orang-orang terdekat mereka, karena demi alasan medis mereka tidak bisa saling berkontak langsung.
Tidaklah berlebihan jika para dokter kini menjadi garda paling depan dalam membentengi masyarat dari serangan Corona.
Baca Juga : Sejarah Kebangkitan Nasional |
---|
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memanfaatkan momentum peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei untuk memompa semangat para dokter yang berjuang di garis depan memerangi Corona.
"Ibu Pertiwi Memanggil," demikian judul ciutan twitter resmi Ikatan Dokter Indonessia @PBIDI.
IDI mencoba merefleksikan semagat Budi Utomo dan pengorbanan 25 dokter tersebut untuk mengobarkan semangat para dokter.
"Kobarkan kembali semangat BOEDI OETOMO. Jangan sia-siakan pengorbaan Rakyat dan Sejawat yagn telah mendahului kita dalam melawan COVID-19."
Dalam pesannya itu IDI mencanangkan Gerakan Dokter Semesta untuk memerangi Corona, bukan berdamai dengan Corona (Covid-19).
"IDI menyerukan seluruh Dokter Indonesia baik seluruh dokter umum mapun seluruh dokter spesialis untuk mempersiapkan diri dan bergabung dalam gerakan bersama memerangi COVID-19 melalui GERAKAN DOKTER SEMESTA."
Jadi terlihat bahwa semangat pesan IDI itu adalah berperang melawan Corona, bukan berdamai dengan Corona, berdamai dengan Covid-19 seperti yang didengungkan sejumlah pejabat.
Para dokter bertekad memanfaatkan momentum perang melawan Corona, perang melawan Covid-19 sebagai Kebangkitan Nasional kedua.