Bisnis.com, JAKARTA - Setiap 20 Mei, masyarakat Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Dalam memperingati hari tersebut, terdapat berbagai peristiwa penting dan gerakan kemerdekaan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Pada abad ke-20, Belanda memberikan bantuan untuk menciptakan sekelompok orang Indonesia yang terpelajar. Hal tersebut membentuk kebijakan yang bernama “Politik Etis” dengan berbagai peningkatan aktivitas kemerdekaan Indonesia.
Peningkatan aktivitas menuju kemerdekaan tersebut, diselenggarakan bersama dengan terbentuknya kelompok pengajar di Indonesia. Makna dari berdirinya kelompok pengajar tersebut, disebut sebagai “Hari Kebangkitan Nasional”, yang selalu diperingati setiap tanggal 20 Mei.
Dilansir dari situs resmi Dinas Pendidikan Grobogan, Senin (20/5/2024) masyarakat menganggap seluruh hal yang bersifat maju dan mendukung, merupakan salah satu cikal bakal dari kebangkitan Indonesia. Latar belakang itulah yang membuat kemajuan pendidikan di Indonesia berkembang secara pesat.
Ada beberapa faktor yang membuat Hari Kebangkitan Nasional selalu dirayakan dan dianggap menjadi momentum yang berharga bagi masyarakat Indonesia.
Faktor yang mendorong adanya gerakan untuk kebangkitan nasional adalah:
1. Penderitaan yang berkepanjangan
2. Kenangan kejayaan di masa lalu
3. Munculnya kekayaan intelektual
4. Timbulnya paham baru mengenai negara Eropa
5. Munculnya gerakan kebangkitan di negara lain
6. Kemenangan Jepang atas Rusia
Faktor-faktor tersebut menjadi alasan yang tepat untuk mendukung secara penuh keberhasilan kebangkitan nasional. Namun, selain faktor tersebut ada beberapa hal membantu terbentuknya gerakan kebangkitan nasional di Indonesia yaitu pendidikan, nasionalisme, berhentinya masa kolonial di Indonesia.
Pendidikan yang terjadi di Hindia Belanda, mengalami masalah yang cukup berat terkait minimnya angka melek huruf di kalangan masyarakat. Gerakan kebangkitan nasional disertai dengan adanya bantuan pendidikan dari pemerintah Belanda, berhasil membawa perubahan besar terhadap peningkatan angka melek huruf di Hindia Belanda.
Banyak masyarakat pribumi yang melanjutkan sekolah menengah di MULO, dan membawa perubahan besar bagi pendidikan di Indonesia.
Nasionalisme merupakan salah satu motivasi yang terbentuk untuk memberikan perubahan besar yang terjadi di Indonesia. Politik Etis memberikan peluang besar kepada masyarakat Hindia Belanda.
Peluang yang diberikan berupa pendidikan kepada penduduk pribumi. Pendidikan Belanda yang menjadi identik pendidikan di negara barat, memberikan makna atas kebebasan dan demokrasi. Hal tersebut yang membuat masyarakat pribumi menyuarakan gerakan anti-kolonialisme di Indonesia.
Pada masa tersebut, Dr. Soetomo hadir untuk mendirikan Budi Utomo sebagai pelopor gerakan kebangkitan bagi masyarakat Indonesia. Selain Dr. Soetomo ada beberapa tokoh lain yang membawa gerakan nasionalisme untuk mencapai kemerdekaan bagi Indonesia.
Ernest Douwes Dekker bersama Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat mendirikan Indische Partij (Partai Hindia), yang terbentuk atas dasar peran dari masyarakat Hindia Belanda menuju kemerdekaan. Suwardi Suryaningrat juga berhasil mendirikan Komite Boemi Poetera, untuk memberikan kritik terhadap pemerintah Belanda.
Secara perlahan masyarakat Indonesia yang pada masa tersebut bernama Hindia Belanda, memberanikan diri secara terbuka untuk memberikan perlawanan terhadap pemerintah Belanda. Gerakan kebangkitan nasional dipengaruhi oleh berhentinya masa kolonial Belanda. Hal tersebut terjadi pasca Jepang berhasil menginvasi Hindia Belanda, dan menyerah kepada sekutu.
Belanda dan Jepang kembali merebutkan wilayah Indonesia dengan pertarungan hebat di sekitar wilayah Jawa. Namun, atas dasar gugatan kuat terhadap kemerdekaan Indonesia, Belanda dan Jepang tidak dapat menolak hal tersebut.
Setelah masa kemerdekaan di tahun 1945, pemerintah resmi menetapkan pada tanggal 20 Mei 1959 sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Presiden Soekarno menetapkan secara langsung, sebagai simbol semangat nasionalisme dan persatuan bagi bangsa Indonesia. (Maharani Dwi Puspita Sari)